Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen merupakan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen di bidang perpustakaan. Pusat informasi dan Literasi Masyarakat Sragen ini terletak di JL. Raya Sukowati Barat NO. 15 SRAGEN, Jawa Tengah, Indonesia.

Pada tahun 2010, terpilih sebagai Perpustakaan Kabupaten/Kota Terbaik Pertama Se-Jawa Tengah. Telp. 02171 892721 Email perpustakaansragen@gmail.com. NOMOR POKOK PERPUSTAKAAN 33143E1014753.

Mari, Bersama Perpustakaan Kita Cerdaskan Bangsa!


04 Juli 2011

Reformasi Metode Pembelajaran Matematika

 Tokoh Sains dan Matematika Yohannes Surya mengatakan, harus ada reformasi terhadap pola pembelajaran Matematika. Ia beranggapan perlu ada modifikasi dalam metode pengajaran Matematika. Menurut dia, metode dalam pembelajaran Matematika tidak akan bisa sempurna dan pasti mempunyai kekurangan. Ada metode yang cocok digunakan di suatu tempat, tetapi tidak cocok di tempat lainnya. Sebab, tingkat pemahaman, kemampuan, dan akses terhadap Matematika di beberapa tempat relatif berbeda.

"Mereka (pemerintah) punya metode. Tapi saya juga punya metode. Sekarang menurut mereka itu yang terbaik, ya mungkin memang baik. Tapi tidak mungkin akan baik untuk semuanya," kata Yohannes, Jumat (1/7/2011) di Jakarta.


Semua itu dikatakannya bukan tanpa landasan. Setidaknya ia telah menerapkan metodenya, yaitu metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) kepada ribuan anak-anak di daerah, misalnya di Wonosobo dan pedalaman Papua. Berdasarkan penelitiannya, dalam waktu yang relatif cepat, anak-anak menjadi cepat mengerti dan "kecanduan" Matematika karena Gasing menggunakan konsep yang berbeda.

Meski begitu, ia tak ingin menyalahkan pihak mana pun. Menurut dia, setiap metode pembelajaran Matematika pasti akan mempunyai kelemahan tersendiri.

"Jadi ada beberapa metode saya yang baik digunakan di Indonesia timur, tetapi tidak baik untuk pusat. Tidak bisa satu metode itu baik untuk semua," tandasnya.

Ke depan, setelah berhasil diterapkan di daerah Indonesia timur, ia berharap Gasing dapat dimodifikasi dan diterapkan di daerah lainnya. "Setiap orang punya pandangan masing-masing. Pembuat kurikulum tak bisa disalahkan, mereka pakar pendidikan. Hanya memang perlu metode yang berbeda," tambahnya.

Sumber: 4 Juli 2011

0 komentar:

Posting Komentar