Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen

JL. Raya Sukowati Barat No. 15 D SRAGEN, Jawa Tengah, Indonesia.

Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen

JL. Raya Sukowati Barat No. 15 D SRAGEN, Jawa Tengah, Indonesia.

Pelatihan IT

Pelatihan IT di BLC Kabupaten Sragen

Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen merupakan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen di bidang perpustakaan. Pusat informasi dan Literasi Masyarakat Sragen ini terletak di JL. Raya Sukowati Barat NO. 15 SRAGEN, Jawa Tengah, Indonesia.

Pada tahun 2010, terpilih sebagai Perpustakaan Kabupaten/Kota Terbaik Pertama Se-Jawa Tengah. Telp. 02171 892721 Email perpustakaansragen@gmail.com. NOMOR POKOK PERPUSTAKAAN 33143E1014753.

Mari, Bersama Perpustakaan Kita Cerdaskan Bangsa!


31 Maret 2011

Studi di Inggris Bakal Semakin Sulit

Oleh Nona Evita 

LONDON, KOMPAS.com - Inggris yang merupakan salah satu negara tujuan studi bagi para pelajar asing, saat ini tengah memperketat sistem visa pelajar. Hal itu merupakan efek domino dari kebijakan sistem pemerintahan Hung Parliament, yaitu kebijakan yang dibuat oleh partai Liberal Demokrat berbenturan dengan partai Konservatif.

Kebijakan yang ditujukan untuk pelajar atau imigran asing ini bermula dari ide partai Konservatif. Partai tersebut menyatakan, visa pelajar telah banyak disalahgunakan oleh pelajar internasional. Mereka tercantum sebagai pelajar, tetapi banyak dari mereka yang bekerja di Inggris.

Islam Dua Budaya

Oleh: Abimardha Kurniawan

Sekilas, judul buku ini terlihat provokatif, karena seolah-olah menampilkan dua kultur yang saling berhadapan dan beroposisi, yakni Islam Melayu dan Jawa Islam, kendati ada unsur Islam pada keduanya. Memang, Islam yang berkembang di masing-masing kultur punya wajah kontras. Namun, keduanya tak saling serang laiknya dua lelaki gempal yang saling adu jotos di arena tinju. Keduanya tumbuh dalam lingkup masing-masing.
Penulis buku ini, Maharsi Resi, menjabarkan perbedaan tersebut dalam domain sastra sejarah yang dihasilkan masing-masing kultur: Melayu dengan Sejarah Melayu (SM), dan Jawa dengan Babad Tanah Jawa (BTJ). Kedua teks berasal dari masa ketika pengaruh Islam sudah mengakar hingga ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakatnya. Beberapa ahli menyebutkan bahwa Islam punya peran sebagai pencetus lahirnya genre sastra sejarah di Nusantara, walau sebenarnya pendapat ini cukup bias.

Di Jawa, pada masa sebelum Islam berkembang sedemikian rupa, telah ada genre semacam ini. Sebutlah karya-karya seperti Kidung Harsawijaya, Kidung Sunda, Kidung Sorandaka, Rangga Lawe, sekedar menyebut beberapa, punya muatan historis karena merupakan representasi simbolis kehidupan di lingkungan kraton Majapahit. Kakawin Desawarnana (Nagarakr?tagama) gubahan Prapañca, walaupun oleh pengarangnya sendiri tidak dimaksudkan sebagai karya sastra (sejarah), melaikan cuma deskripsi wilayah, oleh para sarjana yang hidup berabad-abad setelahnya dicap punya nilai sejarah yang tinggi. Juga Pararaton yang sering dijadikan rujukan untuk telaah kritis seputar sejarah kerajaan Jawa, mulai berdirinya dinasti Rajasa (Ken Angrok) hingga zaman Majapahit. Sedangkan di Melayu, sangat jarang ditemukan peninggalan pra-Islam semacam itu, meski jejaknya bisa ditemukan dalam teks-teks yang dihasilkan dan berkembang di masa Islam.

Pendidikan Terjajah Bahasa Inggris

  • Oleh Asmadji As Muchtar
PENDIDIKAN kita ’’terjajah’’ Bahasa Inggris, demikian gerutu beberapa orang tua murid terkait dengan biaya sekolah anak-anaknya yang makin mahal. Dengan memasang label rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) ataupun sekolah bertaraf internasional (SBI) secara terang-terangan atau tersamar kini makin banyak sekolah yang mengharuskan muridnya untuk mampu berbahasa Inggris.

Mahalnya biaya sekolah hanya karena ingin muridnya mampu berbahasa Inggris adalah sesuatu hal yang sulit dimengerti oleh rakyat. Pasalnya, proses belajar mengajar Bahasa Inggris di sekolah relatif murah. Artinya, sekolah cukup hanya menyediakan buku untuk guru dan murid.

29 Maret 2011

Humanisme Sekuler Transendental

  • Oleh Rozihan
ARTIKEL pada harian ini berjudul ”Humanisme sebagai Jawaban” (SM, 21/03/11), menarik didiskusikan. Apakah humanisme akan menyelaraskan eksistensi manusia dengan paham ketuhanan, yang memperlakukan manusia tanpa sekat? Atau memahami agama secara humanis yang mampu menciptakan kesejahteraan bagi alam semesta?

Dewasa ini terdapat 4 aliran yang mengklaim diri sebagai pemilik humanisme dengan segala perbedaan pokoknya, yaitu liberalisme barat, marxisme, eksistensialisme, dan agama. Liberalisme barat menyatakan diri sebagai pewaris asli filsafat dan peradaban humanisme dalam sejarah. Teori humanisme barat dibangun atas asas yang sama yang dimiliki oleh mitologi Yunani Kuno, yang memandang terjadi pertarungan antara alam manusia dan dewa sampai muncul kebencian di antara keduanya.

28 Maret 2011

BOS dan Nasib GTT

  • Oleh: Mardiyanto
TAMPAKNYA badai yang menerjang para Guru Tidak Tetap (GTT) maupun guru honorer belum akan berakhir. Pangkal persoalannya bersumber dari diberlakukannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 37 Tahun 2010 tentang Teknis Penggunaan dana BOS Tahun 2011. Permendiknas itu menyebutkan, maksimum penggunaan dana untuk belanja pegawai bagi sekolah negeri sebesar 15%.

Padahal, selama ini rata-rata setiap sekolah mengeluarkan dana BOS untuk belanja pegawai (menggaji GTT/Guru Honorer) mencapai 30%. Kebijakan baru ini membuat repot kepala sekolah dan membuat resah GTT maupun guru honorer.

Memerangi Teror dengan ''Teror''

  • Hartono Harimurti
MARAKNYA ancaman bom yang kini beredar di masyarakat mengundang segudang pertanyaan publik, mengapa intelijen kita demikian lemah sehingga celah-celah itu dimanfaatkan teroris, untuk menebar ketakutan, mengadu domba, dan melakukan pelecehan terhadap pemerintahan dan aparatnya.

Dalam upaya mempersempit gerakan terorisme, maka digodoklah Rancangan Undang-Undang (RUU) intelijen, yang diharapkan akan memperkuat kewenangan intelijen sebagai salah satu unsur mencegah aksi para teroris. Tapi di awal proses penggodokan RUU ini telah muncul pro-kontra, terutama dari elemen civil society seperti LSM, akademisi dan tokoh masyarakat. Mereka silih berganti menyuarakan kegelisahan atas poin-poin kewenangan yang akan diberikan kepada jajaran intelijen karena berpotensi melanggar privasi serta hak azasi manusia (HAM).

Strategi Memasarkan Pendidikan

  •  Oleh Fathur Rokhman
SEMARANG, kota jasa yang belakangan dikampanyekan sebagai Semarang Setara, sudah waktunya dilejitkan lewat pendidikan. Bahkan mimpi menjadikan kota ini sebagai jujugan untuk urusan pendidikan bukanlah impian kosong belaka.

Persoalannya, bagaimana memasarkannya? Marilah kita mulai dari potensi perguruan tingginya. Tersebar di beberapa titik, sejumlah perguruan tinggi pemerintah (PTP) memiliki karakteristik masing-masing. Mulai Akademi Kepolisian (Akpol), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Diponegoro (Undip), Politeknik Negeri Semarang, hingga Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo.

Tantangan Berat bagi PPP

Oleh FS Swantoro

IKA tidak ada perubahan mendasar diprediksi PPP bisa hilang dalam Pemilu 2019. Sejak pemilu terakhir Orde Baru (1997) perolehan suara partai itu terus merosot hingga terancam hilang pada dua pemilu mendatang. Dulu ketika masih ada NU, MI, Perti, dan PSII kekuatan PPP mampu mengalahkan Golkar di DKI Jakarta, Aceh, Pekalongan, dan daerah lain. Tapi sesudah itu, dari pemilu ke  pemilu suara parpol itu terus tergerus, dan gagal mempertahankan captive market pemilih lama atau meraup suara dari pemilih pemula.

Menurut Hasyim Muzadi (2011) yang pernah berkiprah 13 tahun di PPP tren yang terjadi sekarang partai menjadi pragmatis. Tidak hanya PPP, hampir semua partai melakukan hal yang sama. Lantas, mampukah PPP menerobos barikade pemburu rente yang merebak sekarang ini?   

CERPEN

Cerpen Budi P Hatees

Si Loak

KAU dipanggil si Loak dan itu artinya sangat bodoh. Keluargamu, terutama ayahmu, memanggilmu seperti itu. Kalau panggilan itu sudah diteriakkan ayahmu, kau -dalam keadaan apa pun dan sedang melakukan apa pun- mendadak pucat dan tergopoh-gopoh menghampiri ayahmu. Kau begitu ketakutan.

Aku akan menghampirimu dan bertanya ada apa.

Kau tidak menggubrisku dan terus berlari.

23 Maret 2011

Menimbang Penerjemahan Teks Filsafat

Oleh: Husein Ja’far al-Hadar*)

DALAM pengantarnya untuk buku Our Philosophy (terjemahan dari Falsafatuna) karya Baqir Shadr yang terbit pada 1987, Seyyed Hussein Nashr menyatakan sesuatu yang penting tentang bahasa. Ia menulis bahwa jika kita melihat kelemahan-kelemahan dalam menginterpretasi dan memahami sumber-sumber dari Barat, hal itu karena lemah dan tak sempurnanya terjemahan-terjemahan teks filsafat Barat ke bahasa Arab dan Persia yang diakses oleh Baqir Shadr.

Apa yang diungkapkan Nashr merupakan salah satu problem dasar (yaitu problem penerjemahan) yang menjadikan diskursus dalam ranah filsafat, khususnya filsafat Islam vis a vis Barat, relatif terganggu. Gangguan tersebut disebabkan oleh kesalahan pemahaman pembaca saat membaca sebuah teks filsafat terjemahan, bukan bahasa asli dari teks tersebut. Akibatnya, terjadi kesalahan dalam memahami maksud sebuah teks yang telah diterjemahkan. Karena kesalahpahaman ini, tanggapan atau kritik yang dilayangkan terhadap pemikiran filsafat kerap tidak tepat, sehingga diskursus dalam ranah filsafat menjadi timpang.

Librisida: Pemurnian Masyakat dan Demokrasi yang Cacat

Oleh: Robertus Robet

Pengantar
Librisida atau ‘pembunuhan terhadap buku’ memiliki sejarah panjang di dunia.[2] Terdapat beragam sebab dan latar belakang mengapa buku dilarang dan dihancurkan. Majalah Times mengungkapkan bahwa di dunia barat ‘tradisi’ melarang suatu penerbitan setidaknya bisa dirujuk kembali pada tahun 1557 yakni ketika Paus Paul IV menetapkan “indeks buku-buku terlarang’  (The The Index of Prohibited Books). Sebuah ketetapan berisi daftar buku-buku apa yang ‘haram’ dibaca. Itu dikeluarkan dalam tujuan to protect Catholics from controversial ideas.[3]

Namun demikian, ‘pelarangan; rupanya boleh dibilang sebuah bentuk  kekerasan yang relatif lembut dan termasuk ‘baru’ dalam sejarah kebencian terhadap buku. Selain pelarangan, sejarah mencatat bahwa ketakutan dan kebencian terhadap buku seringkali lebih banyak mengambil bentuk-bentuk penghancuran yang ekstrim yakni pembakaran! Pembakaran bukan hanya terhadap buku, tetapi juga perpustakaannya bahkan penghancuran terhadap manusia atau para pengarangnya. Fernando Baez mengungkapkan bahwa praktik pembakaran buku sudah dilakukan di Sumeria pada masa Antik yakni antara tahun 4100-3300 SM. Ia menyajikan temuan ekskavasi para antropolog di lantai empat sebuah kuil di kota Uruk. Penemuan itu, menurutnya, mengungkap sisi paradoksal dalam peradaban barat yakni bahwa salah satu penemuan buku paling awal terjadi justru pada tanggal yang sama dengan temuan penghancuran kepada buku pertama kali.[4]
Kekejian terhadap buku yang paling mutkahir yang dicatat dalam sejarah adalah penjarahan yang diikuti dengan pembakaran dan penghancuran National Library of Bagdad, Irak yang terjadi pada hari-hari penjatuhan Saddam antara tanggal 9-10 April 2003. Lebih dari satu juta koleksi hilang dan dibakar. Ini belum termasuk koleksi-koleksi lain yang musnah terbakar di Museum Arkeologi, Arsip Nasional dan kantor-kantor kementrian.[5]

Muhammad Salim, Rujukan Aksara “Lontarak”

Oleh: Maria Serenade Sinurat

Muhammad Salim adalah bukti hidup bahwa penghargaan datang bukan karena gelar dan jabatan, tetapi karena karya berkelanjutan. Hampir sepanjang hidup ia menekuni ”lontarak”, naskah kuno beraksara Bugis-Makassar. Dia menghidupkan dan memaknainya kendati ini kerja sunyi tanpa banyak imbalan.


Kami bertemu di Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan, tempat Salim ”bekerja” yang tak memberinya honor empat tahun terakhir. Dengan semua itu, ia bersetia mengawal pendokumentasian lontarak dari seluruh penjuru Sulsel.

Skandal Plagiarisme Global

Oleh Alois A Nugroho
 
Plagiarisme ternyata tidak hanya terjadi di negeri-negeri dengan tradisi akademik yang belum kukuh. Skandal plagiarisme terkini tengah melanda Jerman dan Inggris, dua negeri yang memiliki rekam jejak akademik yang kukuh dan panjang.

Karl Theodor zu Guttenberg, anak ajaib dalam dunia politik Jerman, pada 1 Maret 2011, terpaksa mundur sebagai menteri pertahanan sesudah kontroversi yang membuat namanya diolok-olok koran Tageszeitung Berlin sebagai Googleberg.

Eddy dan Anggodo Dikonfrontir dengan Ary

JAKARTA-Terpidana kasus percobaan penyuapan terhadap pimpinan KPK Anggodo Widjojo dan saksi Edy Sumarsono dikonfrontir dalam sidang dengan terdakwa Ary Muladi.

Mereka dikonfrontir seputar permintaan uang Rp 12 miliar oleh Edy kepada Anggodo untuk membantu penyelesaikan kasus yang menjerat kakak Anggodo, Anggoro Widjojo. “Anggodo bohong. Permintaan itu Rp12 miliar tidak pernah ada,” tegasnya kepada majelis hakim di Pengadilan Tipikor, Selasa (22/3).

Reformasi Masa Reses DPRD


  • Oleh Wahid Abdulrahman
DESAIN otonomi daerah (otda) saat ini memberikan tempat strategis bagi DPRD dalam penyelenggaraan pemda melalui fungsi legislasi, budgeting, kontrol, dan fungsi representasi. Namun di berbagai daerah tiga fungsi (legislasi, budgeting, dan representasi) tampaknya belum bisa dilaksanakan secara maksimal oleh legislatif. Terbukti dengan minimnya peraturan daerah (perda) yang merupakan inisiatif wakil rakyat. Sebagian besar perda yang dihasilkan sepanjang 2010 merupakan perda inisiatif dari eksekutif.

Dalam pelaksanaan fungsi budgeting, APBD yang tercipta kurang mengarah pada peningkatan perekonomian masyarakat. Belanja-belanja yang bersifat langsung masih kurang proporsional ketimbang jumlah belanja tidak  langsung. Alokasi belanja pada program-program yang menyentuh kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik kurang maksimal.

Memoar Singkat “Mujahid” Cengeng

Memoar Singkat “Mujahid” Cengeng


(Tinjauan atas Novel “Pengantin Teroris: Memoar Jihad NA”)
Oleh : Rijal Mumazziq Zionis[2]

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, maka binasalah langit dan bumi ini dan semua yang ada di dalamnya” QS. Al-Mu’minun : 71
Dunia terorisme di Indonesia, jika diamati, sulit diberantas karena dua faktor; pemahaman dan interpretasi teks suci yang dilakukan secara serampangan, yang didukung kondisi ekonomi, sosial, politik di Indonesia yang masih labil. Faktor lainnya adalah pihak aparat masih menerapkan pendekatan kekerasan dalam memberantas aksi terorisme berkedok agama. Sungguhpun metode ini berhasil, namun efek yang dihasilkan tak kalah mengerikan. Bibit-bibit teroris muncul bak jamur di musim hujan, mereka ditempa di organisasi bawah tanah yang menggunakan metode penggemblengan melalui brainwashing, perekrutan terbatas, penggunaan sistem sel, yang didukung logistik memadai. Ironisnya, para perekrut gerakan ini di antaranya, adalah bekas-bekas narapidana tindak terorisme. Terbukti, jika penjara tak membuat mereka jera, tapi malah membuat mereka lebih canggih (karena selnya pun ditempatkan bersama-sama dengan terpidana terorisme lainnya).

Hilangnya Halaman Rumahku | G B Subanar

REDAKSI: Buku ini masih sebuah draft novel. Dibahas pertama kali di halaman Perpustakaan Indonesia Buku (14/03/2011) sebagai bagian dari proses pengayaan dan pengujian proses kreatif. Bahkan sejak naskah masih berada dalam sapihan. Berikut ini adalah sekilas rangkuman isi (draft) novel karya Romo GBS Banar, pengajar di Universitas Sanata Dharma.
* * *
Betapa Satirnya Negeri Ini
Saksikanlah di kota-kota besar. Tak ada yang sulit untuk didapatkan. Keinginan apa yang tak terpenuhi jika kita hidup di kota besar? Teknologi, ilmu pengetahuan, hiburan, atau fasilitas modern lainnya yang mampu memanjakan hidup kita. Semua ada dan dapat diraih selama di kantong ada kertas-kertas yang berharga. Tentu saja ini cerita klasik, dan kita mengalaminya sendiri(?).

AGUS-DARYANTO RESMI MENJADI CABUP-CAWABUP TERPILIH



       SRAGEN - Pasangan Agus Fatchurrahman-Daryanto (ADA) resmi ditetapkan sebagai calon bupati (Cabup) - calon wakil bupati (Cawabup) terpilih periode 2011 - 2016 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen, Selasa (22/3/2011).


21 Maret 2011

Anggaran Perpustakaan Harus Dinaikkan Demi Rangsang Minat Baca

Dua program prioritas Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) dalam upayanya mencerdaskan kehidupan bangsa masih terus berjalan, yaitu membangun E-Library sebagai perluasan teknologi informasi dan komunikasi serta pengembangan Perpustakaan Desa. Keduanya sedang berjalan bertahap. Tentunya diperlukan sinergi apik antara kewenangan eksekutif dan legislatif, baik di pusat maupun daerah dalam mencapai sasaran tersebut.

16 Maret 2011

Sudut Baca Daerah Transmigrasi, Menghilangkan Dahaga di Tengah Hawa Panas yang Menyengat

Bayung Lencir – Kepala Humas Perpustakaan Nasional RI Agus Sutoyo melakukan kunjungan ke Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, Selasa (22-23/2) untuk meninjau kondisi perpustakaan yang ada disana dan melakukan survey untuk memperoleh data calon penerima penghargaan Nugrajasadarma Pustaloka 2011 sekaligus memantau program-program YPPI dalam membangun perpustakaan desa, TBM dan perpustakaan keliling di daerah Bayung Lencir Sumatera Selatan. Direktur YPPI Trini Haryanti menyambut kedatangan Wakil dari Perpustakaan Nasional RI tersebut di Bandara Sultan Thaha Jambi, walaupun wilayah yang dikunjungi masuk wilayah Sumsel, namun dapat ditempuh 1,5 jam dari Jambi, tetapi kalau ditempuh dari Palembang memakan waktu tidak kurang dari 6 jam.

Pustakawan Harus Menjadi Knowledge Manager dan Knowledge Worker”

Palu, Sulteng—Tantangan lingkup perpustakaan dan kepustakawanan Indonesia ke depan kian kompleks. Pemahaman dan persepsi serta sikap yang harus diambil membutuhkan kesamaan langkah dan cara pandang. Strategisnya peran perpustakaan dalam akselerasi pencapaian tujuan pembangunan nasional harus sesuai dengan semangat pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah. Karena itu penting dimunculkan koordinasi perencanaan yang lebih terpadu.

10 Maret 2011

LOMBA MENULIS BAHASA INGGRIS SMA/SMK/MA DALAM RANGKA PERINGATAN HARI BUKU SEDUNIA “WORLD BOOK DAY” TINGKAT KABUPATEN SRAGEN 2011




A.    Syarat Umum Lomba

1.      Peserta adalah siswa – siswi  SMA/SMK/MA  Kelas X  dan  XI
di wilayah Kabupaten Sragen.
2.      Setiap sekolah mengirimkan maksimal 2 orang peserta didik, yakni 1 Putra dan 1 Putri.
3.      Mengisi formulir pendaftaran dan membayar biaya pendaftaran.
4.      Setiap sekolah berhak didampingi oleh 1 guru pendamping.

LOMBA PIDATO BAHASA INGGRIS SMP/MTS DALAM RANGKA PERINGATAN HARI BUKU SEDUNIA “WORLD BOOK DAY” TINGKAT KABUPATEN SRAGEN 2011




A.    Syarat Umum Lomba

1.      Peserta adalah siswa – siswi  SMP/MTS  Kelas VII dan  VIII di wilayah Kabupaten Sragen.
2.      Setiap sekolah mengirimkan  2 orang peserta didik, yakni 1 Putra dan 1 Putri.
3.      Mengisi formulir pendaftaran dan membayar biaya pendaftaran.
4.      Setiap sekolah berhak didampingi oleh 1 guru pendamping.

LOMBA STORY TELLING SD/MI DALAM RANGKA PERINGATAN HARI BUKU SEDUNIA “WORLD BOOK DAY” TINGKAT KABUPATEN SRAGEN 2011



A.    Syarat Umum Lomba

1.      Peserta adalah siswa – siswi SD kelas IV dan  V di wilayah kabupaten Sragen.
2.      Setiap sekolah mengirimkan  2 orang peserta didik, yakni 1 Putra dan 1 Putri.
3.      Mengisi formulir pendaftaran dan membayar biaya pendaftaran.
4.      Setiap sekolah berhak didampingi oleh 1 guru pendamping.

LOMBA MEWARNAI DALAM RANGKA PERINGATAN HARI BUKU SEDUNIA “WORLD BOOK DAY” TINGKAT KABUPATEN SRAGEN 2011




1.      Syarat Umum Lomba

1.      Peserta adalah siswa – siswi TK di wilayah kabupaten Sragen.
2.      Setiap sekolah mengirimkan peserta didiknya.
3.      Mengisi formulir pendaftaran dan membayar biaya pendaftaran.
4.      Setiap sekolah berhak didampingi oleh guru pendamping.