Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen

JL. Raya Sukowati Barat No. 15 D SRAGEN, Jawa Tengah, Indonesia.

Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen

JL. Raya Sukowati Barat No. 15 D SRAGEN, Jawa Tengah, Indonesia.

Pelatihan IT

Pelatihan IT di BLC Kabupaten Sragen

Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen merupakan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen di bidang perpustakaan. Pusat informasi dan Literasi Masyarakat Sragen ini terletak di JL. Raya Sukowati Barat NO. 15 SRAGEN, Jawa Tengah, Indonesia.

Pada tahun 2010, terpilih sebagai Perpustakaan Kabupaten/Kota Terbaik Pertama Se-Jawa Tengah. Telp. 02171 892721 Email perpustakaansragen@gmail.com. NOMOR POKOK PERPUSTAKAAN 33143E1014753.

Mari, Bersama Perpustakaan Kita Cerdaskan Bangsa!


21 Februari 2010

BINTEK OTOMASI PERPUSTAKAAN 2010


Otomasi Perpustakaan, Apaan Tuh ?

Otomasi perpustakaan merupakan penerapan teknologi informasi di bidang perpustakaan untuk membantu proses pengolahan bahan pustaka, pelayanan bahan pustaka, dan administrasi perpustakaan.

Software apa yang digunakan ?

Software otomasi yang digunakan adalah PS Senayan. SENAYAN adalah Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan masih terus aktif dikembangkan,

Apa yang akan diperoleh peserta ?

1. Setiap peserta akan memperoleh modul pembelajaran, CD program dan e-book, sertifikat, ATK, snack, dan makan siang.
2. Setiap peserta akan menggunakan satu komputer yang disediakan oleh panitia dalam proses pembelajaran.
3. Setiap peserta akan melakukan praktik secara langsung mulai dari instalasi program sampai proses entri data buku, data anggota, penelusuran informasi dan lain-lain
4. Setiap peserta diperbolehkan membawa laptop atau CPU sendiri.

Kapan pelaksanaanya ?

1. Pendaftaran peserta di mulai tanggal 21 Februari 2010 pukul 08.00 WIB s/d 14.00 WIB di Kantor Perpusda Kabupaten Sragen JL. Pemuda No. 1 Sragen 57215 (Hubungi Mbak Indah, Mbak Sulis, dan Mbak Mei)
2. Bintek dilaksanakan selama satu hari mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen JL. Pemuda No. 1 SRAGEN
3. Setiap angkatan terdiri dari 5 orang peserta. Angkatan pertama dimulai pada akhir bulan Februari 2010. Angkatan selanjutnya akan dilaksanakan sepanjang Tahun 2010 pada hari Selasa – Kamis.
4. Kontribusi Peserta
a. Petugas Perpustakaan Sekolah/Instansi Rp 250.000, 00
b. Mahasiswa Rp 200.000, 00

18 Februari 2010

Mewujudkan Impian Kehidupan

Mewujudkan Impian Kehidupan

Ribuan tahun yang lalu,Aristoteles mengajarkan bahwa imajinasi merupakan bagian penting dari pemikiran,dan bahwa kita tidak dapat berpikir tanpa gambar.

Filosof tersebut, adalah motivasi yang muncul ketika seseorang melihat (atau merasakan) atau membayangkan sesuatu, dengan menciptakan atau mengingat citra itu dalam pikirannya. Pikiran merupakan realitas. Dengan mengubah pemikiran dan berfokus pada apa yang kita inginkan, kita akan memiliki kekuatan untuk menciptakan kehidupan yang kita impikan.

Fred Smith (FedEx), Howard Schultz (Starbucks), Sam Walton (Malmart), Anira Roddick (Body Shop) dan Michael Dell (Dell Computers) adalah beberapa contoh “pemimpi” abad ini yang berhasil mewujudkan imajinasinya. Norman Vincent Peale menemukan gagasan kekuatan pikiran. Pikiran kita bekerja, seperti magnet, menarik kepada kita apa yang kita pikirkan.

Jika kita selalu memikirkan kekurangan uang, alam semesta akan memberikan kemelaratan kepada kita. Sebaliknya jika kita berpikir positif bahwa kita yakin alam semesta itu berlimpah ruah dan kita berhak atas bagian kita, maka hidup kita akan berkelimpahan. Inilah yang disebut energi kekuatan berpikir positif.

Masalahnya, otak kita yang terdiri dari dua miliar sel memiliki 50.000 sampai 60.000 pikiran dalam satu hari, dan banyak orang tidak tahu berapa persen yang positif dan berapa persen yang negatif. Visualisasi kreatif lebih dari sekadar berpikir positif. Berpikir positif merupakan latihan yang sangat berharga,dan kita semua seharusnya bertujuan untuk memiliki sebanyak mungkin pemikiran positif dalam satu hari.

Visualisasi kreatif merupakan suatu proses yang membuat kita dapat mengambil suatu pemikiran positif tertentu dan kemudian membuat apapun itu menjadi suatu realitas.Visualisasi kreatif adalah suatu proses yang membuat kita dapat memfokuskan pikiran terhadap apa yang kita inginkan, dan bukannya pada apa yang kita ingin hindari. Ketika kita melakukan hal ini dengan tepat, pikiran kita mulai bekerja untuk membawa kita kepada apapun yang kita inginkan. Bagaimana caranya melakukan visualisasi kreatif, buku ini menjanjikannya untuk pembaca.

Wesbster menjelaskan bahwa visualisasi kreatif adalah suatu seni menciptakan gambaran mental dalam pikiran kita untuk mencapai apapun yang kita inginkan.Dengan visualisasi kreatif, kita menggunakan imajinasi untuk menciptakan citra yang jelas tentang apapun yang kita inginkan. Begitu kita melakukannya, kita harus memupuk pemikiran itu dengan energi dan emosi sampai akhirnya menjadi kenyataan.

Banyak orang menggunakan visualisasi kreatif untuk meraih kemakmuran. Menurut penulis ada empat hal agar kita berhasil mencapai visualisasi kreatif. Pertama, kita harus membayangkan keinginan atau tujuan yang jelas.Kedua, adalah menggunakan imajinasi mental. Hal ini berarti melingkupi emosi kita dengan sebanyak mungkin panca indera.Ketiga, berlatih. Hal ini adalah latihan mental terhadap segala sesuatu yang terlibat dalam upaya meraih tujuan kita.Keempat, adalah pengulangan.

Semakin sering kita memvisualisasikan tujuan, semakin baik.Di dalam buku ini, pembicara metafisika di berbagai lokakarya ini menuntun pembaca berlatih visualisasi kreatif dimulai dari relaksasi selanjutnya visualisasi, dengan cara-cara yang sederhana dan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Agar visualisasi kreatif bersifat produktif ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian.

Pertama, adanya suatu keinginan.Keinginan adalah bagian paling vital dari visualisasi kreatif.Tidak ada yang dapat menghentikan kemajuan seseorang yang memiliki keinginan kuat.Kemudian kita harus berfokus dengan jelas pada keinginan tersebut. Kedua, keyakinan yang kuat. Untuk menjadi orang yang kita inginkan, kita harus yakin terhadap diri sendiri, dan bertindak sesuai dengan keyakinan tersebut.

Kekuatan keyakinan tidak terbatas. Apapun yang kita terima dan yakini secara mental sebagai sebuah kebenaran, pada akhirnya akan terwujud. Ketiga, kedamaian dan ketenangan diri. Visualisasi kreatif tidak dapat dipaksakan dengan terus berusaha terlalu keras. Luangkan waktu untuk relaks,bermeditasi dan beristirahat. Begitu kita berhenti berusaha keras maka visualisasi kreatif akan lebih berhasil efektif.

Sejalan dengan upaya visualisasi kreatif, kita membuat afirmasi. Afirmasi adalah ungkapan atau kalimat positif yang terus menerus diulang untuk menanamkan suatu pesan dalam pikiran bawah sadar. Afirmasi selalu terbentuk dalam cara positif. Afirmasi dalam bentuk kala sekarang (present tense).Kalau mau berhenti merokok jangan katakan “Aku akan berhenti merokok” tetapi katakanlah”Aku bangga menjadi seorang bukan perokok”.

Dari uraian penulis dalam buku ini,sebenarnya dapat disimpulkan ada empat elemen pokok yang akan mempercepat laju penciptaan fisik dalam melakukan usaha visualisasi kreatif.Pertama,adalah frekuensi. Seberapa sering kita memvisualisasikan kejadian, tujuan, atau perilaku tertentu di masa depan berdampak kuat terhadap pemikiran,perasaan dan tindakan kita. Kedua, dalam visualisasi kreatif adalah kegamblangan. Hal ini mengacu pada kejelasan yang kita lihat dalam bayangan kita.

Akan ada hubungan langsung antara seberapa gamblang kita dapat melihat tujuan yang diinginkan atau hasil dan seberapa cepat hasil itu akan muncul ke hadapan kita. Ketiga, intensitas. Hal ini menyangkut pada jumlah emosi yang kita kombinasikan dengan gambaran mental. Ketika kita sangat menginginkan sesuatu,ketika kita bersemangat dan antusias dengan tujuan, atau ketika kita memiliki keyakinan mendalam bahwa kita akan mewujudkan tujuan yang kita upayakan, apapun itu akan muncul lebih cepat.

Keempat, adalah durasi. Semakin lama kita membayangkan kejadian masa depan yang diinginkan, semakin besar kemungkinannya muncul. Dengan latihan sederhana dan teknik yang mudah diikuti dalam buku ini, pembaca dapat merawat dan mendapatkan kembali jiwa spiritual, meningkatkan semua bagian hidup,termasuk kesehatan, relasi, karier, pembelajaran, kreativitas,dan keuangan.(*)

Sugiarto Sargo,
Dosen Universitas Nusa Bangsa,Bogor.
Sumber www.seputar-indonesia.com

15 Februari 2010

Menapaki Jejak Gus Dur

BUKU berjudul Jagadnya Gus Dur; Demokrasi, Pluralisme, dan Pribumisasi Islam yang ditulis KH Zainal Arifin Thoha ini adalah buku yang mengulas jejak langkah, pemikiran-pemikiran dan gerakan Gus Dur. Mulai gerakan kultural (sebagai ketua umum PB NU) sampai pada struktural (menjadi presiden keempat RI).

Dalam buku ini dikatakan bahwa Gus Dur adalah sosok kiai yang cerdas, karismatik, dan jenaka. Dia selalu bersikap i'tisar, yakni menyenangkan orang lain dengan selalu bersikap akomodatif dan demokratis, serta mampu mengalahkan dirinya sendiri. Dalam hal ini, banyak anak muda dan tokoh nonmuslim yang terinspirasi, baik dari tulisan maupun pernyataan-pernyataan Gus Dur.

Resonansi kekiaian Gus Dur juga tidak hanya dirasakan kalangan umat Islam, tetapi juga di kalangan umat agama lain. Itu sebabnya, kepergian Gus Dur tidak hanya ditangisi oleh kalangan umat Islam, tetapi juga umat agama lain. Hal ini terbukti dari maraknya acara doa lintas iman dan keyakinan yang dirapalkan di berbagai daerah di Indonesia, baik untuk kesembuhan Gus Dur semasa sakit maupun untuk ketenangan arwah Gus Dur yang kini sudah dipanggil ke hadirat-Nya.

Ulama Aktivis

Seperti dikatakan Abdul Moqsith Ghazali (2010) bahwa semasa hidup, Gus Dur bukan hanya tokoh pemikir dan ulama yang bertafsir dan berteologi dari atas menara. Dia adalah seorang aktivis yang terlibat dalam kerja-kerja advokasi, terutama terhadap kelompok-kelompok tertindas, baik dari agama, etnis, maupun gender. Gus Dur akan hadir, misalnya, ketika buruh dan pedagang kaki lima mengalami ketidakadilan. Dia bersumpah akan terus membela hak-hak sipil kelompok Ahmadiyah tatkala hak-hak mereka dirampas. Dia akan datang begitu ada rumah ibadah yang dibakar. ''Manusia perlu dibela, Tuhan tidak,'' kata Gus Dur. Upaya seperti itulah yang membedakan Gus Dur dengan banyak tokoh lain.

Bagi kita, barangkali eksistensi Gus Dur telah menerbitkan tantangan tersendiri, bahwa siapa saja dan di mana saja bisa bangkit dan berdiri seraya melakukan perubahan-perubahan (mulai dari diri sendiri) untuk masyarakat, bangsa dan dunia, yang memiliki arti penting bagi nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, dan kemajuan. Bagi Indonesia, eksistensi Gus Dur telah menerbitkan angin segar yang penuh kebaruan dan harapan bahwa negara bukanlah suara entitas mistis, sakral dan tak terjamah. Sebaliknya, negara tidak lain hanyalah satu entitas dari pluralitas entitas, yang masing-masing (seharusnya) memiliki independensi, yaitu saling menerima dan memberi tanpa intervensi. Dengan demikian, betul-betul tercipta civil society atau kewarganegaraan yang mandiri.

Sang ''Pamomong''

Gus Dur memang sang ''pamomong". Dia figur yang memiliki watak mengayomi, membimbing, serta memperteguh kasih sayang atas sesama tanpa membeda-bedakan latar belakang status sosialnya. Sikap yang ditunjukkan kepada pejabat, misalnya, atau bahkan kepada presiden sekalipun, tidak berbeda dengan sikap yang diberikannya kepada wong cilik. Itu sebabnya, setiap kali mengadakan open house di kediamannya, Gus Dur tetap saja ramah dan penuh kasih sayang kepada siapa saja yang datang. Gus Dur juga seolah telah ditakdirkan oleh sejarah untuk selalu ''zig-zag''. Karena itu pula, barangkali, dia diemong oleh sejarah untuk menjadi jembatan antar berbagai kepentingan.

''Zig-zag'' itu terlihat betapa Gus Dur kecil yang lahir di Pesantren Denanyar, Jombang, kemudian harus pindah ikut orang tuanya ke Jakarta, yang memperkenalkannya dengan khazanah dunia modern. Kemudian dia harus pindah ke Jogjakarta, kembali pada dunia pesantren, termasuk ke Magelang. Lalu dia mengenal dunia Timur Tengah, juga beberapa negara Eropa, lalu kembali ke Jombang, dan pindah serta menetap di Jakarta. Dengan ''zig-zag'' seperti itu Gus Dur menjadi banyak mengenal pluralitas budaya.

Sebagai pamomong, Gus Dur memang memiliki banyak warna. Sebagai figur seorang ulama, dia dikenal dengan wacana ''pribumisasi Islam''-nya. Sebagai negarawan, Gus Dur dikenal dengan gagasan-gagasan ''demokrasi''-nya. Sebagai politikus, Gus Dur dikenal dengan ''politik zig-zag"-nya. Sebagai pemimpin masyarakat, Gus Dur dikenal sebagai ''king makers"-nya. Sebagai budayawan, Gus Dur dikenal dengan ''humor-humor cerdas''-nya. Sebagai cendekiawan dan intelektual, Gus Dur dikenal dengan pemikiran ''liberal''-nya; dan sebagainya. Inilah gambaran sosok sang pamomong, sosok yang menjunjung tinggi nilai-nilai ke-tawadluan sekaligus kebebasan; sosok yang memerankan diri laksana ''bandul jam'' yang terus bergerak dinamis, dari kutub ke kutub yang lain, lalu menciptakan keseimbangan (hlm. 28).

Oleh karena itu, kepergian Gus Dur sesungguhnya adalah kehilangan besar bagi bangsa ini. Terlebih di tengah keprihatinan yang ditimbulkan oleh kecenderungan kuasa untuk merobohkan tiang demokrasi yang sejak lama diperjuangkan Gus Dur. Dalam situasi demikian, seperti dikatakan Yudi Latif (2010), tugas intelektual untuk ''berkata benar pada kuasa'' penting dipancangkan sebagai penjaga kewarasan bangsa. Keberanian berkata ''benar'' inilah warisan kepahlawanan Gus Dur yang teramat mulia untuk dijunjung tinggi tunas pahlawan masa depan.

Ali Ibn Abi Thalib, salah seorang sahabat Nabi Saw, pernah berkata bahwa ''jika seorang pahlawan alim meninggal, terjadilah lubang dalam komunitas yang tidak tertutupi hingga datang alim lain yang menggantikannya''. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa kita tengah berada dalam transisi pencarian figur-figur ''Gus Dur'' baru untuk melanjutkan perjuangannya.

Oleh karena itu, hadirnya buku Jagadnya Gus Dur ini setidaknya bisa menggugah hati kita untuk mengetahui, memahami, dan meneladani jejak langkah, pemikiran, dan gerakan Gus Dur, dan selanjutnya mampu meneruskan perjuangannya. Semoga. (*)

*) Puji Hartanto , Pemerhati Sosial dan Budaya. Pengelola PP Hasyim Asyari Jogjakarta

Judul buku: Jagadnya Gus Dur; Demokrasi, Pluralisme, dan Pribumisasi Islam

Penulis : KH Zainal Arifin Thoha

Penerbit : KUTUB, Jogjakarta

Cetakan : Januari 2010

Tebal : xvi + 276 Halaman
Sumber www.jawapos.co.id

Kisah Bupati dan Ambisi Amerika

SUATU hari di akhir 2003. Saat itu sedang berlangsung Konvensi Partai Golkar untuk pemilihan calon presiden RI. Sambil menunggu berita dari staf Dirjen Departemen Keuangan kapan jadwal diterima, Bupati Natuna Drs H Daeng Rusnadi MSi memenuhi ajakan Prof Dr Tabrani Rab makan malam di Restoran Jimbaran, Acacia Hotel, Jakarta.

Setelah berbasa-basi, profesor yang akrab disapa Ongah itu menyampaikan sesuatu kepada Bupati Daeng: ''Daeng, kalau pusat tetap tidak peduli dan tidak perhatikan tuntutan kita, gimana kalau kita jumpa dan ajak Dubes Amerika Serikat (AS) ke Natuna? Kita tawarkan Natuna menjadi negara bagian ke-51 dari Amerika Serikat setelah Hawaii.''

Daeng kaget saat mendengar pernyataan itu. ''Untuk apa mewacanakan bergabung ke Amerika Serikat? Kenapa tidak ke Malaysia saja?'' kata Daeng balik bertanya.

''Amerika punya kepentingan dengan Natuna,'' kata Ongah.

Menurut Ongah, kepentingan AS, pertama untuk pertahanan dan kedua memiliki ladang migas Blok D-Alpha Natuna yang dikelola Exxon Mobil, perusahaan minyak AS. ''Jadi klop,'' kata Ongah.

Bupati Daeng terdiam. Ongah pun melanjutkan, ''Kalau gabung dengan Malaysia, TNI masih sanggup melawan kita. Tapi kalau Amerika, TNI pikir-pikir panjang.''

Ketika Ongah menyebut-nyebut TNI, jiwa nasionalisme Daeng Rusnadi seketika bangkit. Sebab, dia dibesarkan di lingkungan TNI-AU. Dia pun menolak secara tegas ajakan Prof Tabrani Rab tersebut: ''Ongah, saya sudah sejak awal menebarkan semangat nasionalisme di perbatasan ini. Hampir semua petinggi TNI sudah pernah bertemu dengan saya dalam upaya pertahanan di perbatasan. Mulai dari satuan lokal, Kodam, Lantamal, Mabes AU, Mabes AL, dan Mabes AD serta Mabes TNI di bawah Menkopolkam, kami selalu bersama-sama dalam mempertahankan NKRI di wilayah Natuna,'' kata Daeng.

***

Kutipan kisah Bupati Natuna Daeng Rusnadi itu jelas sangat menarik. Meski pendek, beberapa kalimat yang terlontar dari Prof Tabrani Rab cukup mampu membikin emosi banyak pihak terbakar, terutama jajaran TNI. Tetapi, itu hanyalah satu bagian saja dari jalinan kisah tentang Natuna, salah satu wilayah terluar dari republik ini. Ada banyak kisah menarik lainnya yang terkait dengan wilayah kaya minyak dan gas yang terdiri atas 272 pulau (!) tersebut.

Penulis mengawali bukunya dengan menjelaskan posisi strategis Natuna secara geopolitik, kemudian kekayaan sumber daya alamnya. Selain potensi perikanannya, yang lebih penting lagi adalah kandungan minyak dan gasnya. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, AS terus-menerus menunjukkan perhatiannya pada kawasan Natuna, termasuk melalui manuver-manuver kapal perangnya dari Armada Ketujuh yang berpangkalan di Yokosuka, Jepang. Penulis juga menunjuk melintasnya kapal induk AS USS Ronald Reagan di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) di dekat perairan Natuna pada 23 Juni 2009.

Penulis juga menjabarkan liku-liku sejarah pemerintahan di Natuna, dari kumpulan desa, lalu kecamatan, hingga jadi kabupaten. Di antara kisah-kisah itu, muncul aksi-aksi sejumlah warga yang dikenal dengan ''Natuna Merdeka''. Apakah terkait dengan gagasan ''Riau Merdeka'' besutan Prof Dr Tabrani Rab? Setiap pembaca tentu bisa berbeda jawabannya.

Tetapi, penulis, tampaknya, lebih menonjolkan perjuangan dan teladan seorang putra daerah bernama Daeng Rusnadi. Laki-laki ini dilukiskan sebagai sosok pekerja keras, pejuang NKRI, tak kenal menyerah. Di masa muda, dia belajar belasan tahun di IAIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta, menjadi guru, dan membantu sebuah penerbitan. Dia kemudian pulang kampung utnuk memperjuangkan daerahnya. Dia pun terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Kepri, dua kali menjadi ketua DPRD Natuna, sebelum akhirnya terpilih menjadi bupati Kabupaten Natuna. Dalam pengabdiannya yang panjang itu, pejabat yang suka bermalam di rumah warga miskin tersebut berhasil mengangkat kesejahteraan warga Natuna yang puluhan tahun dalam kemiskinan meskipun daerahnya menyumbang devisa minyak yang sangat besar. APBD Natuna pun yang semula hanya Rp 500 juta dari tahun ke tahun meningkat hingga mencapai Rp 1,9 triliun. Berkat kegigihannya, selama delapan tahun terakhir ini, Natuna bisa memperoleh bagi hasil gas mencapai Rp 10 trilun lebih! Namun, tragisnya, pada akhir 2009, Daeng Rusnadi ditahan oleh KPK atas tuduhan korupsi saat menjadi ketua DPRD Natuna pada 2004. Orang pun bertanya, ada apa ini? Apakah murni kasus korupsi semata? Apakah ada kegerahan pusat? Atau, intervensi asing yang sejak awal ''merayu'' Daeng melakukan ''kompromi''?

***

Ditulis oleh mantan anggota Korps Komando Operasi (KKO) Angkatan Laut (kini Korps Marinir), buku ini berada di tangan seorang profesional di bidangnya. Sebelum menjadi jurnalis jempolan untuk liputan-liputan petualangan di pulau-pulau terpencil, termasuk penyusupan ke Timor Timur, sebagai anggota KKO, Peter A. Rohi (68 tahun) pernah bertugas di Natuna, kemudian di Batam. Dia juga ikut menjadi pionir pendirian sebuah SD yang kini menjadi SD Negeri 1 Batam, yang berkembang menjadi SDN II dan SDN III Batam, tonggak pendidikan di Pulau Batam.

Buku ini jelas akan lebih membuka mata banyak warga negeri ini tentang potensi dan rawannya pulau-pulau wilayah terluar republik ini. Kalau kita jujur, misalnya, berapa banyak di antara kita yang tahu bahwa Natuna berbatasan dengan Vietnam?

Namun, buku ini mestinya bisa lebih bagus. Ada data-data dan pernyataan sama yang diulang-ulang. Penuturan oleh tokoh tertentu juga sering rancu antara kata ganti orang pertama dan ketiga.

Anyway, buku ini sungguh mencerahkan dan membuka wawasan kita pada kekayaan laut negeri ini yang luar biasa. Sebuah buku ''wajib'', khususnya bagi pencinta masalah kelautan. (*)

*) Djoko Pitono , jurnalis dan editor buku

Judul Buku: Natuna Kapal Induk Amerika

Penulis: Peter A. Rohi

Editor: Henry Nurcahyo

Penerbit: Adibatama Komunika, Jakarta-Surabaya

Cetakan: Pertama, 2010

Tebal: 183 halaman

Sumber www.jawapos.co.id

Para TKW dan Kegemaran Membaca Buku

Oleh : Bayu Insani

Suatu keberuntungan tersendiri bagi para tenaga kerja wanita (TKW) di Hongkong. Sebab, kami diberi kebebasan serta mendapatkan hak-hak yang sepantasnya dari pemerintah Hongkong. Seperti hak libur setiap Minggu, tanggal merah Hongkong, asuransi kesehatan atau kecelakaan, mendapatkan tiket pesawat apabila kontrak habis, dan kebebasan beraktivitas saat di luar jam kerja. Maka, banyak TKW yang mengisi hari libur dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat. Seperti berorganisasi, kursus, sekolah, mengelola perpustakaan, dan ada juga yang menjalankan bisnis multilevel marketing (MLM).

Ada berbagai kursus di Hongkong. Di antaranya kursus bahasa Inggris, komputer, menjahit, salon, rias pengantin, dan sebagainya. TKW juga bebas berorganisasi di bidang keagamaan, kepenulisan, sastra, dan seni. Tapi, menurut saya, yang menarik adalah mengelola perpustakaan.

Mungkin Anda tidak percaya, di Hongkong ada banyak perpustakaan yang dikelola para TKW. Hampir seluruh organisasi keagamaan dan shelter TKW memiliki perpustakaan. Misalnya FKMPU, Forum Lingkar Pena (FLP) Maratusshaliha, Birrul Walidain, Darrul Hikmah, dan sebagainya. Bahkan, juga ada perpustakaan perorangan.

Saya sendiri memiliki perpustakaan pribadi yang saya beri nama Perpustakaan Insani. Perpustakaan ini berdiri sejak awal Juni 2007. Saya yang kebetulan anggota FLP Hongkong sangat berharap, dengan koleksi buku yang ada, teman-teman sesama TKW bisa membaca serta menambah wawasan dan ilmu.

Minat membaca teman-teman TKW memang sangat tinggi. Terbukti, dari minggu ke minggu banyak pendatang baru yang meminjam buku-buku di perpustakaan. Tak hanya meminjam, juga tidak sedikit yang membeli buku-buku baru. Mendapatkan buku-buku yang kami mau memang tidak susah. Di Hongkong banyak toko besar yang menjual buku-buku asal Indonesia. Seperti Warung Malang, Toko Madiun, Koperasi Dompet Duafa, ataupun para TKW yang menjual keliling buku-buku di tempat-tempat liburan.

Anda jangan terkejut apabila mendapati seorang TKW menenteng sebuah laptop atau membaca buku biografi Rasulullah yang halamannya seribu lebih. Serta buku-buku best seller yang baru cetak di Indonesia. Jangan kaget pula bila mengetahui harga yang kami beli bisa tiga kali lipat lebih mahal daripada harga aslinya di Indonesia. Permintaan yang menggebu dari pembaca itulah yang terkadang membuat para pengepul (stockis) buku melambungkan harga dengan alasan biaya pengiriman mahal. Meski begitu, para TKW merasa puas karena bisa membeli buku yang mereka sukai.

Buku-buku yang banyak digemari para TKW Hongkong, di antaranya, novel-novel best seller karya Kang Abik (Habiburrahman El Shirazy), Andrea Hirata, Taufiqurrahman, Pipit Senja, Pramoedya Ananta Toer, Tere Liye, dan Ahmad Tohari. Juga buku-buku motivasi kepenulisan, majalah-majalah wanita, tabloid Nyata, Nova, buku-buku misteri, dan lain-lain. Tak kalah banyaknya buku-buku keagamaan, seperti La Tahzan, biografi Rasul, Riyadus Shalihin, dan berbagai macam Alquran dan CD-nya. Buku-buku tasawuf modern karya Ustad Agus Mustofa juga dilahap habis para TKW.

Untuk memperkaya wawasan, juga tersedia koran/tabloid berbahasa Indonesia khusus TKW. Di antaranya Berita Indonesia, Suara, Apa Kabar, Peduli, dan Rose Mawar. Semua bisa diambil dan dibaca secara gratis. Ada juga beberapa TKW yang berinisiatif membuat majalah sendiri, seperti majalah Iqra, Nur Muslimah, dan Holiday. Majalah-majalah itu mereka jual ke sesama TKW secara berkeliling.

Bahkan, sudah ada beberapa TKW yang berhasil menerbitkan buku sendiri. Di antaranya Eni Kusuma dengan buku motivasi Anda Luar Biasa atau Nadia Cahyani dan Niswana Ilma yang menerbitkan buku berjudul Sebutir Mutiara untuk Ayah.

Pemerintah Hongkong juga memberikan kebebasan kepada para pengunjung untuk ikut menikmati ribuan buku koleksi perpustakaannya. Perpustakaan yang terletak di depan lapangan Viktoria, misalnya, adalah perpustakaan terbesar yang dilengkapi berbagai fasilitas. Seperti ribuan buku dengan berbagai bahasa, CD-CD apa saja (musik ataupun CD pendidikan), dan ratusan komputer dengan fasilitas internet.

Bangunan gedung perpustakaan bertingkat 12 itu sangat indah dan megah. Pengunjung juga dimanjakan dengan hawa sejuk AC, lift, sofa-sofa empuk, dan para petugas ramah yang siap melayani pengunjung. Tidak hanya anak-anak muda yang gemar mengunjungi perpustakaan tersebut. Para orang tua juga sering berkunjung dan membaca koran gratis serta bacaan apa saja di dalamnya.

Begitulah kondisi nyata para TKW di Hongkong, yang sering diisukan dengan hal-hal negatif di tanah air. Memang ada segelintir TKW yang menyimpang dari kegiatan positif. Namun, kondisi pada umumnya TKW di Hongkong sangat sejahtera dan beruntung serta banyak yang berhasil. (*)

*) Bayu Insani , TKW Hongkong asal Kebumen, Jawa Tengah; perpustakaan pribadinya sering dikunjungi para TKW; aktif di FLP Hongkong

08 Februari 2010

Revolusi Pengorganisasian Arsip

Oleh. Muhammad Misbah*
Beberapa bulan lalu dikabarkan,beberapa koran cetak Amerika Serikat gulung tikar.Terlihat nyata, keberadaan kertas saat ini sudah mulai digantikan oleh internet.


BEBERAPA perusahaan koran cetak tanah air pun mulai menggunakan media website sebagai alternatif media cetak. Informasi yang lalu-lalang di sekitar kehidupan kita tidak lagi hanya bisa didapat melalui pesan verbal ataupun cetak, tetapi juga bisa kita dapatkan secara onlinedengan media internet.

Saat ini, internet terus mengalami perkembangan yang luar biasa pesat. Pengguna internet kian hari kian bertambah, seolaholah manusia telah berhasil menemukan sebuah dunia baru sebagai pelampiasan kepenatannya dalam kehidupan nyata. Misalnya saja facebook yang hingga kini semakin gencar diminati, merupakan sebuah fenomena luar biasa yang patut dicermati. Bagaimana perhatian sekumpulan manusia dapat teralihkan dari dunia nyata ke dalam dunia maya. Bahkan, seperti yang terjadi beberapa saat yang lalu, melalui facebook pula gerakan massa 1.000.000 FacebookerDukung KPK dibangun.

Sedikit terdengar dilebih-lebihkan, tetapi fakta ini menunjukkan indikasi adanya revolusi komunikasi yang sedang dilakukan oleh umat manusia. Penggunaan hal-hal yang bersifat maya juga dilakukan di dalam pengorganisasian arsip kerja yang biasa kita lakukan melalui komputer masing-masing. Berbagai macam pekerjaan kita lakukan dengan bantuan peranti lunak kantor (office software), kemudian menyimpannya dalam bentuk file di dalam media penyimpanan seperti hard disk, compact disk, ataupun flashdisk. Apakah file-file itu nyata? Tentu saja tidak.File-file itu berbentuk impuls listrik yang diberi kode dalam bilangan biner, kemudian disimpan dalam media penyimpanan.

Arsip-arsip kerja tersebut dapat kita akses secara offline dan sangat mungkin untuk kita cetak di atas kertas menggunakan printer. Namun, seperti yang telah diutarakan sebelumnya, umat manusia saat ini sedang mengalami revolusi komunikasi,di mana internet memegang peran utama. Hal inilah yang dapat kita rasakan langsung dari teknologi Google Docs. Google Docs adalah sebuah teknologi terbaru berbasis web yang diciptakan Google dengan fungsi utama sebagai penyedia aplikasi kantor gratis yang dapat diakses secara online.

Teknologi ini sangatlah revolusioner karena selain gratis,Google menawarkan konsep online dan bukannya offline seperti berbagai macam aplikasi kantor lain yang saat ini kita gunakan, semisal Microsoft Office ataupun Open Office. Selain itu, fitur-fitur yang diberikan Google Docs tidak bisa dibilang sembarangan. Google Docs menyediakan fitur-fitur familier yang juga biasa kita temui pada peranti lunak kantor lain. Dengan peranti ini, kita dapat melakukan manipulasi terhadap tiga jenis dokumen yang biasa kita kerjakan dalam pekerjaan seharihari, yakni wordprocessor (pengolah kata), spreadsheet (pengolah angka), dan presentation (presentasi). Secara singkat dapat dikatakan bahwa kebutuhan peranti lunak kantor untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari telah tersedia pada Google Docs.

Lalu, adakah kelebihan lain yang kita dapat? Tentu saja ada. Media onlinememudahkan kita dalam melakukan pertukaran dokumen antartempat yang berjauhan. Dengan Google Docs kita dapat melakukan sharing secara online kepada orang di belahan dunia lain tanpa harus mengirim e-mail. Kita cukup memberikan alamat tempat dokumen kita berada, kemudian dapat diakses oleh orang-orang yang kita kehendaki. Bahkan, kita juga dapat memberikan level autentifikasi tertentu kepada setiap dokumen, sehingga akses orang lain terhadap setiap dokumen dapat kita atur, apakah dia hanya dapat melihat, atau sampai mengedit.Tentunya hal ini memberikan garansi keamanan yang cukup bagi pengguna.

Kelebihan lain yang tersedia dalam Google Docs adalah adanya dukungan dari peranti lunak Google Gears yang memungkinkan kita dapat mengakses dokumen secara offline. Hal ini memberikan manfaat yang luar biasa karena meningkatkan efisiensi kita bekerja. Saat kita kembali terhubung dengan internet, maka dokumen yang baru saja kita editakan mengupdate dokumen lama yang tersimpan di dalam server Google secara otomatis. Kelebihan ini memangkas adanya redundancy yang sering kita alami ketika membuat dokumen.

Dengan berbagai macam kelebihan tersebut, tidak mustahil jika suatu saat aplikasi ini dapat menggantikan aplikasi kantor offline yang sudah 20 tahun terakhir kita gunakan. Berbagai macam fitur yang terdapat pada Google Docs dapat kita pelajari di dalam buku ”Google Docs, Membagi dan Mengubah Arsip Kerja Anda Secara Online” yang dibuat Steven Holzner dan Nancy Holzner.

Buku ini terbagi atas 10 bab yang masing-masing babnya diberikan penjelasan tentang fitur-fitur berbeda dari Google Docs.Buku ini menjelaskan secara rinci tentang langkah-langkah untuk dapat menggunakan Google Docs. Selain itu, di dalam buku ini juga diberikan penjelasan tambahan tentang beberapa peranti lain yang turut mendukung peranti lunak ini seperti iGoogle ataupun Google Gears.

Membaca buku ini sangatlah efektif jika kita ingin segera menguasai Google Docs,karena penjelasan yang diberikan sangat komprehensif dan mampu menjawab berbagai pertanyaan yang kita jumpai ketika kita memulai menggunakan Google Docs. Steven dan Nancy Holzner menggunakan bahasa yang sederhana namun mengalir,sehingga memudahkan pembaca dalam memahami setiap langkah yang dijelaskan.

Selain itu, penjelasan yang diberikan sangat struktural, sehingga tidak membuat pembaca bingung.Inilah kelebihan yang terdapat di dalam buku ini sehingga pantas bagi siapa pun yang memiliki antusias tinggi terhadap teknologi untuk memilikinya. Tentu, tidak seperti Google Docs yang harus diakses secara online, buku ini harus diakses secara offline.(*)

*Muhammad Mishbah
Peneliti di Pusat Kajian Strategik dan Pertahanan (CSDS) Pascasarjana UI.