Cerpen Janu Jolang
Nyoman memutuskan pindah ke Hawwai, ia ingin mencari suasana baru setelah 13 tahun tinggal di New York. Ia sudah bosan dengan cuaca kota New York yang berangin dan beku di musim dingin. Ia juga kini jenuh dengan hiruk pikuk dan bunyi klakson mobil terjebak kemacetan yang memekakkan telinga, juga ketergesaan para Newyorker yang ditemui di sepanjang jalan. Raut muka mereka penuh kecemasan, terburu-buru seolah bursa saham Wall Street mau merampas uangnya, panggung Broadway tak punya lagi tempat duduk tersisa, dan rumah-rumah mode telah kebanjiran pengantri fanatik demi rancangan terbaru musim semi untuk segera dikenakan entah di Time Square, Central Park, Carnegie Hall, atau di klub-klub eksekutif Manhattan.
Nyoman memutuskan pindah ke Hawwai, ia ingin mencari suasana baru setelah 13 tahun tinggal di New York. Ia sudah bosan dengan cuaca kota New York yang berangin dan beku di musim dingin. Ia juga kini jenuh dengan hiruk pikuk dan bunyi klakson mobil terjebak kemacetan yang memekakkan telinga, juga ketergesaan para Newyorker yang ditemui di sepanjang jalan. Raut muka mereka penuh kecemasan, terburu-buru seolah bursa saham Wall Street mau merampas uangnya, panggung Broadway tak punya lagi tempat duduk tersisa, dan rumah-rumah mode telah kebanjiran pengantri fanatik demi rancangan terbaru musim semi untuk segera dikenakan entah di Time Square, Central Park, Carnegie Hall, atau di klub-klub eksekutif Manhattan.