Oleh: Fetty Permatasari
Buku adalah gudang ilmu, buku adalah jendela dunia. Entah dari mana asal rangkaian kata bijak itu, tapi yang jelas kata-kata itu menjadi jargon yang menunjukkan betapa istimewanya benda bernama buku itu.
Memang benar, lewat membaca kita bisa memperoleh pengetahuan atau peristiwa apa saja dan di mana saja. Buku juga merupakan sumber harta yang tak ternilai harganya. Uang gampang habis, harta mudah lenyap. Tapi pengetahuan tak mudah dicuri.
Apalagi dalam dunia pendidikan. Buku menjadi salah satu komponen kelangsungan pendidikan. “Sampai-sampai orang Eropa berpendapat bahwa education without book is unthinkable,” kata Kasumawati, salah seorang pengajar sekolah dasar swasta di Solo.
Sayang, menurutnya minat membaca masyarakat masih rendah. Tak terkecuali pada buku-buku referensi yang menjadi pedoman wajib bagi pelajar dan mahasiswa sesuai disiplin ilmu yang digelutinya. Padahal menurutnya warga yang tinggal di Solo semestinya berbahagia. Lantaran hampir setiap tahun digelar pameran buku. “Sejumlah toko buku pun komplet dan punya ciri khas yang berbeda-beda,” ujarnya.
Kiranya pendapat Kasumawati memang tak keliru. Di Solo, sejumlah toko buku mekarakteristik berbeda-beda. penyedia buku referensi. Sebutlah di Togamas. Toko yang baru berumur sekitar dua tahun di Solo ini menyediakan buku referensi kuliah dari berbagai disiplin ilmu. Mulai dari ilmu kedokteran, ekonomi, teknik, akuntansi, politik dan pendidikan.
Bisa pesan
Ciri khas toko ini memberikan diskon untuk semua buku hingga 15%. Menurut Store Manager Togamas Solo, Arif Susanto, khusus buku referensi kuliah buku kedokteran, ekonomi dan hukum lebih banyak diminati meskipun harga buku relatif tinggi. Sebagai contohnya buku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan yang dibanderol Rp 368.000. Taruhlah seperti buku Atlas Anatomi Kedokteran karangan Sobbota seharga Rp 1.500.000-an. “Kalau stok buku ternyata habis, juga bisa pesan. Lamanya sekitar dua pekan,” ujarnya saat dijumpai Espos, Selasa (8/3).
Di toko buku Gramedia Jl Slamet Riyadi maupun di Solo Square pun memberikan kemudahan sama bagi pelanggan untuk memesan buku jika stok habis. Dengan ketentuan, buku referensi tersebut berumur tidak lebih dari dua tahun. “Kalau lebih dari dua tahun bisanya agak sulit. Terlebih buku referensi setiap beberapa tahun sekali ada edisi revisi,” ungkap karyawan bagian penjualan Gramedia Jl Slamet Riyadi, Triyogo Budi Adriyanto.
Selain buku-buku referensi ilmu eksak dan sosial, di Gramedia sejumlah buku referensi bagi sekolah maupun universitas, jenis buku referensi agama yang terjemahan pun melimpah. Bisa ditengok, buku-buku Islam contohnya, semacam Riyadhush Shalihin, Bulughul MaramMinhajul Abidin, Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Arbain Nawawi, Minhajul Qashidin, Tafsir Ibnu Katsir dan Fathul kini sudah banyak diterjemahkan. Padahal, pada 1990-an buku-buku tersebut masih hanya populer di kalangan pondok pesantren yang disebut dengan istilah kitab kuning.
Toko buku lainnya yang tak kalah lengkap adalah Toko Buku Sekawan Jl Kartini 4 Solo. Di toko buku yang konon terlama di Kota Solo ini juga menyediakan buku pelajaran dari tingkat SD sampai SMA serta buku referensi kuliah. “Namun khusus buku rohani yang Kristen dan Katolik, kebanyakan tersedia di
Bagi yang ingin mencari buku referensi agama Kristen maupun Katolik, Toko Buku Tunas Mekar di Jl Museum 6 Solo dan Toko Buku Sion di Notosuman, menyediakan buku-buku rohani. Komplet bagi pelajar di sekolah dasar, menengah hingga mahasiswa. Bahkan kalau mau menelusur, bagi yang sedang mempelajari filsafat, sejumlah buku filsafat tampak berjajar dengan buku-buku rohani di Tunas Mekar.
Kalau masih ingin berburu buku referensi lagi, Toko Buku Kharisma di Solo Grand Mall (SGM) maupun kios buku di belakang Sriwedari bisa menjadi alternatif. Toh, jika kantong tipis, kios-kios di belakang Sriwedari menyuguhkan buku-buku second hand dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Sumber: Solopos, 14 Maret 2011
07 Juni 2011
Berburu buku mengejar ilmu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar