Cerpen Baequni Mohammad Haririe
Sejak pertemuan pertama aku dengan Lia di sekolah, jujur saja, aku mulai kepincut dengan lentik bulu matanya, bibir sensualnya dan semampai tubuhnya. Entah, sejak kapan aku mulai mengenal benih-benih rasa ini? Padahal, belum pernah sekalipun, aku dan Lia bertatap-muka secara langsung atau bahkan berbicara empat mata (mungkin tensi cintaku akan bertambah bila mendengar suaranya, Oh). Aku terlalu malu lantaran Lia adalah gadis yang menjadi pujaan sekolah.
Sejak pertemuan pertama aku dengan Lia di sekolah, jujur saja, aku mulai kepincut dengan lentik bulu matanya, bibir sensualnya dan semampai tubuhnya. Entah, sejak kapan aku mulai mengenal benih-benih rasa ini? Padahal, belum pernah sekalipun, aku dan Lia bertatap-muka secara langsung atau bahkan berbicara empat mata (mungkin tensi cintaku akan bertambah bila mendengar suaranya, Oh). Aku terlalu malu lantaran Lia adalah gadis yang menjadi pujaan sekolah.