Judul : Tafsir Pembebasan Metode Interpretasi Progresif Ala Farid Esack
Penulis : Ahmala Arifin, M.Ag
Penerbit : Aura Pustaka, Yogyakarta
Tahun : Juli 2011
Tebal : 123 + xi hlm
Harga : Rp. 35.000
Peresensi : Rafi’uddin*
“Tanpa manusia al-Qur’an tak bisa berbicara apa-apa” (Ali bin Abi Thalib)
Secara terminologi, tafsir merupakan pemaknaan terhadap teks (al-Qur’an) sebagai upaya menjawab berbagai problem kehidupan. Secara periodesasi perkembangan tafsir di kalangan umat Islam terdiri dari tiga periode; periode klasik, yaitu periode penafsiran yang menjadikan teks al-Qur’an sebagai landasan primer terhadap penafsirannya dan menggunakan sumber riwayat (hadits-hadits). Periode pertengahan, yakni penafsiran yang metode penafsirannya secara maudlu’i, tahlili, dan deduktif. Pada periode inilah seorang penafsir diberikan otoritas untuk memberi pemaknaan terhadap teks al-Qur’an. Terakhir periode kontemporer, yaitu metodenya mayoritas menggunakan metode maudlu’i dan Hermeneutik.
Penulis : Ahmala Arifin, M.Ag
Penerbit : Aura Pustaka, Yogyakarta
Tahun : Juli 2011
Tebal : 123 + xi hlm
Harga : Rp. 35.000
Peresensi : Rafi’uddin*
“Tanpa manusia al-Qur’an tak bisa berbicara apa-apa” (Ali bin Abi Thalib)
Secara terminologi, tafsir merupakan pemaknaan terhadap teks (al-Qur’an) sebagai upaya menjawab berbagai problem kehidupan. Secara periodesasi perkembangan tafsir di kalangan umat Islam terdiri dari tiga periode; periode klasik, yaitu periode penafsiran yang menjadikan teks al-Qur’an sebagai landasan primer terhadap penafsirannya dan menggunakan sumber riwayat (hadits-hadits). Periode pertengahan, yakni penafsiran yang metode penafsirannya secara maudlu’i, tahlili, dan deduktif. Pada periode inilah seorang penafsir diberikan otoritas untuk memberi pemaknaan terhadap teks al-Qur’an. Terakhir periode kontemporer, yaitu metodenya mayoritas menggunakan metode maudlu’i dan Hermeneutik.