Tim Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, memastikan arca yang ditemukan di Kelurahan Gayam, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri yang terjepit di antara akar pohon sepreh adalah peninggalan zaman Raja Airlangga pada abad XI.
"Kami sudah identifikasi di lokasi temuan itu. Dilihat dari struktur batu, arca itu dari bebatuan andesit," kata arkeolog BP3 Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho saat dihubungi dari Kediri, Selasa.
Ia mengungkapkan, dua arca yang ditemukan warga itu diketahui sebagai Arca Ganesha. Namun, arca satunya lagi tidak diketahui karena hanya tertinggal kakinya saja.
Sementara itu, untuk dua bebatuan yang juga ditemukan di lokasi itu, menurut dia, dimungkinkan sebagai alas. Satu arca diketahui mirip sebagai batu dakon, sementara satunya lagi hanya berbentuk kotak.
Pihaknya belum berencana untuk mengembangkan tentang temuan arca yang dekat dengan sendang (sumber air) kembar itu. Hal itu juga disebabkan tidak ditemukannya data pendukung lain, seperti kereweng maupun benda peninggalan budaya lainnya.
"Kami belum temukan data pendukung lain di sekitar lokasi temuan. Jadi, kemungkinan besar tidak dilanjutkan," ucapnya.
Menyinggung dengan keputusan warga yang meletakkan temuan arca itu dengan membuatkan susunan dari batu bata dan semen, Wicaksono menyayangkan. Namun, pihaknya sudah koordinasi dengan Kepala BP3 Trowulan dan diperbolehkan.
"Kami sebenarnya menyayangkan dengan sikap warga itu. Tetapi, kami sudah koordinasi dengan pimpinan dan sudah mengeluarkan kebijakan diperbolehkan asalkan tetap melindunginya. Jika tidak, kami akan bawa arca itu ke museum," ucapnya.
Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Kediri, Sunarsih, mengaku juga menyesalkan sikap warga yang dengan sepihak membuat tempat mirip altar untuk arca yang baru ditemukan itu.
"Harusnya, tunggu keputusan resmi dari BP3 dulu, baru nanti dibuat langkah selanjutnya, mau dibawa ke museum atau bagaimana. Bukan langsung dibuatkan altar seperti itu," katanya.
Sementara itu, Supadi (51), penemu arca itu mengatakan pembuatan tempat dari susunan semen dan batu bata itu adalah keputusan warga. Hal itu dilakukan untuk mencegah dari aksi pencurian.
"Kami ingin arca itu tetap ada di sini. Kami juga akan jaga, makanya dibuatkan tempat, kami cor dengan semen, agar tidak dicuri," ujarnya.
Warga Kelurahan Gayam, Kecaamatan Mojoroto, Kota Kediri, dikejutkan dengan temuan benda bersejarah, yaitu dua buah patung dan dua batu kotak. Seluruh benda itu diketahui terjepit di antara akar kayu pohon sepreh yang sudah tumbang 15 bulan lalu.
Pohon setinggi 50 meter dengan diameter 2 meter itu tumbang karena angin kencang hingga tertinggal akarnya saja.
Sumber: Kompas, 22 Juni 2011
0 komentar:
Posting Komentar