Oleh
: Muhammad Nur Azhar
Menjadi
sarjana adalah impian saya sejak bangku sekolah, teruatama saat di bangku
sekolah menengah atas, berikut kisah yang setidaknya dapat menginsipirasi putra
putri sragen agar menjadi SDM yang lebih maju .
Tepatnya tahu 2012 saya di nyatakan lulus dari
bangku SMA, kebahagian pun terpancar dalam benak saya begitu pula ibu saya yang
hadir dalam pengumuman tersebut, Tak butuh waktu lama setelah ijazah SMA saya
dapat, saya pun mencoba peruntungan untuk mencari beasiswa agar dapat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi, Dari akses internet gratis saya coba
untuk membuka situs tersebut, Akhirnya pilihan saya pun jatuh terhadap salah
satu perguruan tinggi di kota Surakarta.
IAIN
Surakarta menjadi alasan saya untuk mencari ilmu, setelah mengikuti proses yang
cukup. Lama akhirnya tibalah saat pengumuman , Dan semua terasa menyakitkan ,
saya tidak tercantum dalam daftar penerima beasiswa. Dan akhirnya ibu saya pun
tak merestui saya untuk melanjutkan studi tersebut. Tapi kecewa itu tak cukup bertahan lama,
beberapa hari kemudian saya pergi ke Sragen tepatnya ke Technopark untuk
mencari kartu kuning untuk modal mencari
kerja.
Tak
butuh waktu lama , akhirnya teman saya di Jakarta menghubungi saya. Dia berkata
bahwa di tempatnya ada lowongan sebagai seorang Operator Spbu, tak perlu
berfikir panjang akhirnya saya ajukan lamaran kerja , dan saya di terima. Dari
pekerjaan tersebut saya berfikir bahwa nanti sebagian gaji dapat saya sisihkan
untuk di tabung sebagai bekal kuliah untuk tahun depan , tepatnya 2013. Hari ,
minggu , bulan dan tahun berganti , saya putuskan untuk melepas seragam merah
itu. Tanpa alasan yang jelas saya kembali ke desa.
Tahun
itu saya anggap gagal, karena saya tak bisa memenuhi target untuk masuk kuliah. Setelah keluar dari pekerjaan tersebut saya
di rumah hanya bingung bagaimana cara untuk bisa kerja sambil kuliah, dari situ
saya manfaatkan fasilitas internet gratis lebih tepatnya adalah hotspot dari pemkab sragen untuk mencari lowongan dan
perguruan tinggi, tapi semua tak berbuah
hasil, saya masih menjadi seorang pria yang tumbuh dewasa dengan penuh mimpi
seperti dulu
Dan
akhirnya stigma negative selalu melekat dalam diri saya sewaktu berada di
rumah. Kritikan pedas dari keluarga, tetangga bahkan orang tua sendiri pun
selalu membayangi saya.
Setelah berfikir panjang
saya mencoba datang ke perpustakaan sragen untuk mencari buku – buku yang
sekiranya dapat memotivasi saya dalam meraih mimpi saya menjadi sarjana.
Saya
baca buku tersebut ketika tengah malam. Saya dalami setiap kalimat yang
tertulis dalam buku setebal delapan
puluh halaman tersebut.
Ada
kemauan ada jalan , Itulah yang menjadi salah satu kalimat penuh makna yang
saya dapat pahami. Akhirnya saya mencoba hubungi sepupu saya yang sejauh ini
sukses menjadi seorang mahasiswa swasta di kota Semarang. Dari obrolan dan
pertemuan tersebut saya di tawari sebuah pekerjaan untuk menjaga salah satu
warnet yang memiliki reputasi baik di kota Semarang , iya CampusNet lah yang
menjadi jembatan saya saat ini ini,
Setelah
beradaptasi dengan lingkungan dan rekan kerja , ilmu dan relasi saya pun
bertambah, dari skills yang dulunya nol dan kini sedikit bertambah. Warnet, di
sinilah dunia maya dan kemajuan teknologi bisa saya rasakan hampir tiap hari, dunia
yang paling luas serta banyak informasi di dalamnya. Untuk menjadi operator
warnet bukanlah hal yang mudah untuk di capai, berangkat dari seorang cleaning
service yang setiap saat harus siap bertanggung jawab manjaga kebersihan
ruangan dan kerapian parkiran. Hampir empat bukan saya bertahan di posisi
tersebut dan akhirnya saya naik menjadi operator, Kesempatan akses internet
yang cepat dan gratis saya manfaatkan untuk mencari berbagai informasi dalam
dunia beasiswa,
Mungkin
memang rejeki belum turun untuk saya, masih saja nol. Tapi keyakinan dan
kemauan saya lah yang tak membuat saya bergeming, serta sikap keras kepala saya
ini.
Setelah
berbulan bulan menjadi operator, Tibalah di mana bulan maret menjadi moment
para lulusan sekolah menengah atas untuk mulai mencari perguruan tinggi, Mereka
berbondong – bonding mendatangi warnet untuk mendaftarkan diri mereka. Di situ
saya teringat setahun lalu di mana saya gagal menjadi seorang mahasiswa. Saya
mencoba untuk tetap kekeuh dengan pendirian saya untuk melanjutkan pendidikan ,
meskipun orang tua keberatan dengan kemauan saya tersebut, mereka lebih senang
saya mencari uang dengan sungguh – sungguh.
Berkat
dorongan dari rekan kerja , serta pimpinan perusahaan yang tak lain adalah
saudara saya sendiri , saya mencoba untuk meyakinkan kedua orang tua bahwa saya
mampu untuk mewujudkan mimpi saya masuk ke perguruan tinggi.
Dan
akhirnya, kesibukan para calon mahasiswa pun mulai berlanjut. Mereka mulai
mendatangi warnet untuk mendaftar SNMPTN,di lanjutkan dengan SBMPTN pada bulan
berikutnya. Karena saya sudah tak yakin dengan mengikuti SNMPTN akhirnya saya
mencari jalur penerimaan yang lain. Yang menjadi target saya adalah Politeknik
Negeri Semarang lewat jalur SPA
Waktu test pun tiba saya
kerjakan sungguh sungguh lembaran – lembaran soal tersebut. Lagi – lagi Allah
belum menunjukan KuasaNya , tapi hasil itu tak membuat saya pantang menyerah ,
saya coba lagi untuk mendaftar di Polines lewat jalur UMPN , dan apa yang
terjadi sama sekali tidak dapat saya percaya. Situs tersebut mengatakan bahwa
saya tidak di terima menjadi camaba. Setelah berfikir cukup panjang saya
akhirnya putuskan untuk mengikuti lagi Jalur terakhir di Polines melalui
seleksi mandiri, Dan mungkin hari itu terasa menjadi kutukan bagi saya karena
Allah untuk yang kesekian kalinya belum merestui saya untuk ketiga kalinya.
Tapi pilihan menjadi sarjana
masih melekat dalam fikiran saya. Dan saya tau bila masih ada jalur SBMPTN
untuk menjadi mahasiswa, saya pegang keyboard dan saya tatap monitor di tempat
saya, Saya coba peruntungan untuk mendaftar di perguruan tinggi yang memiliki
reputasi di kancah nasional , Yahh .. Universitas Diponegoro, yang sangat jauh
dari angan saya untuk dapat menjadi penghuni di salah satu kelas tersebut. Test
pun telah tiba, Saya panjatkan doa agar kemudahan bisa menyertai saya , setelah
semalaman membuka buku, Meskipun pengumuman belum di umumkan saya putuskan
untuk mendaftarkan diri ke tempat yang
jauh dari planning semula, Saya daftarkan diri saya lagi ke Univeristas Padjadjaran
di Bandung.
Rasanya Allah tak adil ,
Setelah menunggu berberapa minggu saya menunggu pengumuman di Undip, hasil yang
begitu mengecewakan selalu menjadi mimpi buruk, Lagi - lagi saya tidak di
terima. Empat hari berselang saya buka situs Unpad untuk melihat hasil seleksi
, Dan rasanya ingin saya memukul kepala ini sekeras – kerasnya karena saya
tidak tercantum di hasil tersebut.
Saya kecewa dengan diri saya
sendiri, Terkadang ada fikiran untuk masuk ke swasta. Tapi mungkin memang saya
di takdirkan untuk menjadi seorang mahasiswa. Di situs Universitas negeri
semarang tercantum bahwa masih menerima seleksi melalui jalur mandiri. Saya
daftarkan untuk masuk ke Teknologi pendidikan dan Pendidikan musik Unnes,
Meskipun saya takut tak mampu membayar biaya pendidikan yang terkenal mahal
melalui jalur mandiri
Hari yang saya tunggu akhirnya tiba, Saya di
nyatakan di terima menjadi camaba tapi sebagai cadangan , Entah ini kabar baik
atau buruk bagi saya, saya coba untuk optimis bahwa tiga hari kedepan saya akan
mutlak di terima sebagai calon mahasiswa baru, karena hasil akan di umukan
berapa hari berselang kemudian, dan Allah pun menunjukan kuasanya , tepat
tanggal 16 Agustus 2014 saya di terima di prodi pilihan pertama saya di
Teknologi pendidikan. Senang , bangga terpancar setelah beberapa proses yang
mengecewakan itu.
Di situ masalah belum
selesai, karena saya masuk tahun ini, jadi saya harus membayar melalui system
UKT, apa yang saya dapat ? Saya mendapat UKT yang begitu mahal dan saya yakin
orang tua dan saya sendiri tidak mampu membayar, Padahal ini adalah tahun
terakhir saya untuk dapat masuk ke negeri. Setelah wawancara , dengan begitu
berat saya untuk menandatangani hitam di atas putih, tapi keajaiban muncul di
saat saya hendak membayar di teller bank. Terlihat di situ biaya yang harus
saya bayarkan turun. Dan hari ini , status dan pengakuan telah saya dapat.
Terima kasih Ya Allah.
Kedepanya saya berharap dan
bertekad untuk dapat menjadi orang sukses, dan bisa membahagiakan orang
tercinta, Semoga putra putri sragen yang membaca kisah saya ini bisa menjadi
terinspirasi dan menjadi motivasi yang baik. Salam sukses
*Muhammad Nur Azhar, tinggal di Sidorejo
RT.06 , Girimargo , Miri, Sragen Email : nurazhar_muhammad@yahoo.com /
muhnurazhar@gmail.com
Facebook : Muhammad
Nur Azhar
0 komentar:
Posting Komentar