katakanlah kau sebatang ilalang dan aku bunga rumput liar
satu batang ilalang tinggi menjulang
di padang asmara yang membentang
pesonanya membuai seisi padang
*
satu bunga rumput liar yang berseri
tumbuh dekat sebatang ilalang tadi
penuh gejolak dalam hati
sebatang ilalang tak mampu menyentuh bunga rumput liar
karena haruslah rebah patah dia di tanah
bunga rumput liar tak kuasa membelai sebatang ilalang
karena tinggi menjulang dia disana
*
namun bayang-bayang sebatang ilalang meneduhkan bunga rumput liar
melindunginya dari hujan mengoyak
menghangatkannya dari angin berontak
*
katakanlah kau sebatang ilalang dan aku bunga rumput liar
maka sang surya adalah cinta kita
yang senantiasa menyapa hangat di hati
memampukan bayang-bayang kita saling memeluk
*
katakanlah kau sebatang ilalang dan aku bunga rumput liar
maka waktu adalah perantara kita
berharap dia berhenti sejenak
membiarkan kita bersatu dalam dimensinya
katakanlah kau sebatang ilalang dan aku bunga rumput liar
maka malam adalah telaga
yang menampung segala rindu
dalam riak-riak tenangnya
*
katakanlah kau sebatang ilalang
maka teruslah memeluk bayangku
yang senantiasa merindumu
*
katakanlah aku bunga rumput liar
maka ingin kubisikan bahwa aku mencintai
keteduhan sekaligus kehangatanmu
***
ada kejora
di ujung hari
senyap malam seperti membungkus
rasa sepi diri melebur
dalam ingatan pada sang pencipta
tentang kemurahan alam semesta
yang masih ijinkan diri
berkuasa atas hari ini
#
ada kejora. yang temani kesendirian
sampai hati hangat
oleh cahaya lembutnya
ia berkedip. memendar nadi
#
ada kejora. yang memohon
pada penguasa waktu
ia mengharap . malam tak pernah lalu
hingga mampu selalu
menitipkan setitik kasih
di sudut asanya.
Lelaki Hujanku
Hujan menjadikanmu penuh pesona.
Dalam gemericik air
Yang tak pernah usikku.
Setiap tetesnya bersusun indah.
Membentuk senyawa masa depan.
Hingga sepersekian langkah awal hidup kembaraku.
Mencipta gurat pelangi cinta yang senyap.
Musim mungkin terus bergulir.
Namun hujan pasti akan hadir.
Tersadar akan dahsyatnya
Kini biarkan kumenari bersama hujan.
Karena hadirnya membasuh peluh.
Karena tetesnya menjumlah masa.
Karena gemericiknya kuingat kau.
Karena kau…
Lelaki hujanku.
Kunang-kunang dan Bintang
Kunang-kunang diujung kelam.
Saling berbagi sinar dan kehangatan.
Berbaris, berkelompok menyusuri gelap.
*
Satu kunang-kunang terbang sendiri.
Berharap bertemu kekasih hati.
Yang sinarnya selalu menemani.
Dalam malam-malam abadi.
*
Satu kunang-kunang diujung gelap.
Berbatas lampu pijar panas.
membuatnya silap.
Hingga hangus lengas.
Bintang yang bersinar terang malam itu,
kini menjadi sepasang.
Deasy Mari berdomisili di Purwokerto, aktif menulis di http://kampungfiksi.com.
Sumber: Kompas, 6 Januari 2012
06 Januari 2012
Puisi-puisi Deasy Maria
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar