Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen merupakan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen di bidang perpustakaan. Pusat informasi dan Literasi Masyarakat Sragen ini terletak di JL. Raya Sukowati Barat NO. 15 SRAGEN, Jawa Tengah, Indonesia.

Pada tahun 2010, terpilih sebagai Perpustakaan Kabupaten/Kota Terbaik Pertama Se-Jawa Tengah. Telp. 02171 892721 Email perpustakaansragen@gmail.com. NOMOR POKOK PERPUSTAKAAN 33143E1014753.

Mari, Bersama Perpustakaan Kita Cerdaskan Bangsa!


18 November 2011

Puisi-puisi Lailatul Kiptiyah

Duka

serumpun duka hati berkubang di kesedihan masa
duka meratap diam dalam siraman dusta dan dosa menyemat rapat di kelepak waktu
adalah cahaya Engkaulah cinta di lautan khilafku
dan ombak duka terdiam menepi atas kuasaMu
2009 (1430 H)

Perdu

Tanah adalah ibu yang mengandungmu pada sebutir biji, hujan ikhlas menitisi
hingga pecahlah benihmu bercukul bertunas bergerumbul dan bernas
membuat matahari dan angin menumpahkan rindu berpilin memekarkan hijau daun-daunmu menawarkan kepada segala yang ingin


namun demikian embunlah anakmu yang sedari malam kau asuh berayun di dadamu dengan selendang subuh
Jum’at,  April 2011 (Jumadil Awal 1432 H)

Kupu-kupu

Dan di cabang-cabang rimbun
di pucuk-pucuk dedaun
ibuku merajut palung
lalu menempatkanku dalam kandung
hingga tiba angin senja
membuat ibuku merapalkan doa
janinku pun mekar
semakin membesar
lalu ibuku melahirkanku dengan
peluh dan tangisan sabar
untuk kemudian melepasku terbang
membuahi sari cinta dari kembang ke kembang

Jakarta, April 2011 (Rabi’ul Akhir 1432 H)

Melintas di atas Brantas

sekiranya telah sampai kabarku pada kalian, niscaya dari puncak undakan ini aku turuni tangga-tangga curam dengan kening sangat runduk, dengan hati yang kupisahkan dari segala hibuk agar aku bisa pasti sampai pada kalian yang tiada henti meraut jari dengan gemertap batu-batu murni-azali
kereta yang kutumpangi ini membawa roda-rodanya dari peron yang jauh menaikkan-menurunkan wajah-wajah sedih bergambar iluh yang seperti hampir muskil untuk menjadi putih- seputih ruh
ah, tiba-tiba aku merasa seperti hawa yang sedang dalam pelarian (ah, lebih tepatnya melarikan diri setelah melacuri firman Tuhan)

lalu kerikil-kerikil di bawah rel ini, rel yang mencengkeram roda-roda kereta yang kutumpangi ini, dengan panjang gerbong sepanjang badan brantas di bawah jembatan ini, semakin tajam bergemerincing berdentam-dentam berdenging di telingaku seperti huruf-huruf yang mendesak -di selepas shaf witir terakhir isya’
huruf-huruf yang meminta kulumat-kucecap dengan bibirku sampai kelewat perih dan sembab
pastinya-  jika saatnya telah tiba pada Kau aku serahkan buntalan ini yang kubawa dari ujung terjauh nafas ini yang entah bagaimana nanti Kau menamainya:
mungkin kelam barangkali hitam
atau Kau akan menganggapku sebagai hawa yang menutup tubuh dan kepala dengan menyisa rupa:
seonggok nista yang takkan terhilir brantas ini menuju muaraMu sana

Jakarta, 2011

Mantra biru lebah madu

baru kemudian aku tahu bahwa tiap singgahmu adalah magis manis yang menitis menjelma lanskap kuncup-kuncup dan petal-petal puitis: mantra penyingkap bagi penutup betis-betis mengkal para gadis
ah, dulu sekali-  ada kehangatan biru yang tertinggal lewat  sengatan pertamamu dimana sudut kelopakku kau kerling melenakanku dalam genangan rindu bening
ah, juga matamu yang menawan itu  ricik air yang membulir di daun-daun waktu pengusir sepi-hampa mudaku dulu

hinggu jutaan kekupu yang kemudian datang melesatkan sengatmu mencederai jutaan kembang
hingga di taman yang paling letih ini dengan sengatan biru di dadaku ini tahukah kau tentang syair yang kuamukkan tentang sengatan getir yang meremukkan

Jakarta, 2011
Biodata: Lailatul Kiptiyah, lahir dan besar di Blitar-Jawa Timur. Saat ini bekerja di Jakarta.

Sumber: Kompas, 17 Nopember 2011

0 komentar:

Posting Komentar