Judul : Sinden-Penari di Atas Dan Di luar Panggung.
Penulis : Prof. Dr. Endang Caturwati, SST. M.S
Penerbit : Pustaka Pelajar
Tebal : xxv + 592 halaman
Tahun : I, Maret 2011
peresensi : Sigit Setyawan*)
Arus komunikasi politik, ekonomi, dan budaya semakin tumbuh cepat dengan ditopang teknologi yang semakin canggih. Kultur manusia di berbagai Negara semakin dikepung oleh tren-tren yang dibawa oleh globalisasi. Meskipun baru, globalisasi mampu menebarkan pesona dan janji kesenangan. Tak pelak jika posisinya yang relatif muda, globalisasi mampu menggeser berbagai tradisi dan budaya di pelbagai dunia.
Di Indonesia sendiri, globalisasi sudah merasuk ke berbagai lini, serta mampu merubah berbagai kebudayaan yang ada. Salah satunya adalah kesenian sinden di Subang Jawa Barat. Di mana globalisasi sudah meracuni tradisi dan budaya yang anggun ini.
Seperti dikemukakan oleh Prof. Dr. Endang Caturwati, SST. M.S dalam bukunya yang berjudul Sinden-Penari di Atas Dan Di luar Panggung, di mana Endang-penulis buku ini, menguak berbagai sisi kehidupan sosial budaya para sinden-penari kliningan jaipong.
Dalam penelitiannya, penulis menjelaskan, bahwa sinden yang dulu hanya sebagai penyemarak suasana hiburan, kini justru telah berubah fungsinya menjadi primadona pertunjukan. Di mana daya tarik para sinden; penari yang berupa gerakan tari yang erotis, dan sensual, serta lirik lagu yang mengoda telah berubah fungsi dan nilai seninya. Bahkan diantaranya banyak yang menjadi manajer dari grup kliningan jaipong itu sendiri.
Lebih daripada itu, Endang menilai bahwa kliningan-jaipong pada masa dulu, masih menyertakan unsur-unsur ritual, namun kini berkembang menjadi sistem komersil yang menyatukan berbagai fungsi; bisnis, ajang adu gengsi dan ajang komunikasi, telah mengubah para sinden menjadi lebih modern.
Hal inilah yang sayangkan Endang, Ia merasa prihatin atas apa yang terjadi pada kesenian di negeri ini, terutama sinden. Di lain sisi, Endang juga menyadari maksud dari mereka mengubah tradisi dengan yang lebih modern. di mana Para sinden terpaksa merubah gaya menari nya agar mereka mampu bertahan di tengah gerusan zaman.
Dengan hadirnya buku ini, pembaca dapat belajar lebih bijak dalam menjalani hidup di zaman modern ini. Terlebih kepada jajaran pemerintahan, buku ini memberi pelajaran sekaligus peringatan agar tidak fokus mengejar pertumbuhan ekonomi saja, melainkan kepada budaya, sosial dan tradisi yang diwarisi oleh nenek moyang supaya tidak mudah diklaim oleh negara lain.
*)pencinta Kesenian Tradisional. Tinggal di Yogyakarta
Sumber: Kompas, 24 Mei 2011.
28 Mei 2011
Sinden di Tengah Modernitas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar