Judul : Ilmu Pendidikan Islam
Penulis : Dr. Moh. Roqib, M.Ag
Peresensi : Aris Anwaril
M* Tebal : 256 halaman
Penerbit : LKiS Yogyakarta
Cetakan : 2011
Pendidikan merupakan soft power, kekuatan sejati yang setiap orang memerlukan dan merasakan kekuatannya. Pendidikan memberikan pengaruh yang amat besar dalam kehidupan manusia. Setiap kesuksesan selalu berawal dari kesuksesan dalam pendidikan. Kesuksesan dalam politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama selalu dibangun di atas pondasi pendidikan. Keinginan untuk meraih kesuksesan tanpa proses pendidikan adalah hayalan. Oleh karena itu, pendidikan mutlak diperlukan sebagai ujung tombak untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Sebagaimana dapat dilihat bersama, bahwa pendidikan telah mengalami proses formalisasi sekolah dan hanya sekolah yang mendapatkan legitimasi Negara untuk membuat semua warga “salah baca” terhadap pendidikan. Pendidikan dimaknai sebagai sekolah semata dengan batasan yang amat sempit. Nasib orang ditulis dalam secarik “kertas keramat” berupa ijazah yang sering kali baru akan berfungsi jika dibarengi oleh “data pendukung”, yang biasanya berwujud gratifikasi, seperti hadiah uang, kado dan barang antik karena ijazah dianggap belum cukup menjamin kesuksesan nasib seseorang dalam meraih suatu pekerjaan atau jabatan.
Sebagai wujud kepedulian akan pendidikan dan menyikapi fenomena di atas, Moh. Roqib menawarkan sejumlah ide dan gagasan brilian terkait konsep pendidikan islam. Dalam islam, tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan adalah membentuk insan kamil (manusia sempurna), yaitu manusia yang insyaf akan kekurangan lalu berusaha mencapai kesempurnaan. Dengan demikian, pendidikan dapat dimaknai sebagai proses transformasi, bukan sekedar informasi. Total human development (perkembangan manusia secara utuh) baik perkembangan spiritual, moral, intelektual, fisik maupun interpersonal merupakan ruh dari pendidikan itu sendiri. Tujuan seperti ini tidak mungkin bisa terwujud tanpa adanya sistem dan proses pendidikan yang baik.
Proses pendidikan yang baik sudah merupakan bagian dari sebuah keberhasilan dalam dunia pendidikan. Sebab pada dasarnya pendidikan lebih sesuai dimaknai sebagai “proses” dari pada “hasil”. Apapun hasil yang diperoleh, tak lain adalah buah dari proses yang dilaluinya. Dalam hal ini, Moh. Roqib menawarkan konsep Integrasi pendidikan sebagai pijakan menuju sistem dan proses pendidikan yang baik sekaligus dapat memecahkan problematika pendidikan yang sering bertolak belakang dengan realita di masyarakat. Integrasi pendidikan dapat dimaknai sebagai pendidikan yang menyatu antara teori dan praktik; pendidikan yang tidak dikotomis dan pendidikan yang mementaskan proses menuju kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat sekaligus.
Berbeda dengan para pakar pendidikan lainnya yang mengelompokan pengetahuan menjadi pengetahuan umum dan agama - yang seolah ada pemisahan antara keduanya- , Moh. Roqib cenderung mengelompokan pengetahuan dalam dua kategori; pengetahuan perennial (ilmu-ilmu abadi) dan pengetahuan acquired (ilmu-ilmu hasil pencarian dan pemikiran manusia). Sudah barang tentu dengan klasifikasi itu tak ada lagi pemisahan antara pengetahuan umum dan agama. Baik disadari maupun tidak, keduanya memiliki keterkaitan erat seperti halnya benang-benang pada kain. Antara satu benang dengan benang lainnya tak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, untuk membuat sepotong kain, satu benang saja tidaklah cukup. Artinya, antara pengetahuan umum dan agama merupakan dua hal yang harus menyatu (unified) jika ingin mencapai pendidikan yang mempunyai nilai spiritual, moral dan intelektual. (hlm. 80)
Kejelian dan ketelitian pengarang dalam mengupas teori terkait pendidikan islam merupakan sisi kelebihan dari buku yang ditulisnya. Pembahasan yang sistematis dan pemakaian bahasa yang ilmiah menjadikan buku ini sangat cocok untuk kalangan akademisi dan praktisi pendidikan. Hanya saja, bagi praktisi pendidikan mungkin perlu memutar otak lagi mengingat buku ini sangat minim menyajikan konsep yang siap untuk dipakai. Rumusan teori yang dibangun tidak sebanding dengan konsep yang ditawarkan. Di sini pembaca akan menemukan sisi kelemahan dari buku karyanya.
Setelah mengetahui beberapa teori dan konsep yang ditawarkan, pembaca kemudian diajak berfantasi untuk menjadikan pendidikan sebagai surga. Surga pendidikan yang dimaksud di sini adalah gagasan untuk mengkreasi potensi daerah menjadi pilot project pendidikan yang maju, dinamis dan menyenangkan bagi semua, laksana surga yang membahagiakan semua penghuninya, dengan semua kemajuan ilmu, teknologi, peradaban dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebuah surga dunia yang didiami oleh berbagai komponen bangsa yang plural dari sisi etnis, suku dan agama yang semuanya bergerak dan membangun “bayangan surga” di bumi dengan fokus pengembangan pendidikan.
Mungkinkah orang membangun surga tanpa pendidikan. Jawabanya tentu saja tidak mungkin. Sebab surga tidak mungkin berdiri di atas kebodohan sehingga ketinggian derajat seseorang selalu diikat oleh ketinggian ilmu. Pendidikan yang baik akan membawa bayangan kehidupan surga semakin tampak dan membumi. Sebaliknya, pendidikan yang buruk dan asal-asalan hanya akan meracuni kehidupan dan membawanya ke dalam kesengsaraan bagaikan hidup di neraka.
*Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Sumber: Kompas, 19 Mei 2011
20 Mei 2011
Membangun Surga Pendidikan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar