Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen merupakan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen di bidang perpustakaan. Pusat informasi dan Literasi Masyarakat Sragen ini terletak di JL. Raya Sukowati Barat NO. 15 SRAGEN, Jawa Tengah, Indonesia.

Pada tahun 2010, terpilih sebagai Perpustakaan Kabupaten/Kota Terbaik Pertama Se-Jawa Tengah. Telp. 02171 892721 Email perpustakaansragen@gmail.com. NOMOR POKOK PERPUSTAKAAN 33143E1014753.

Mari, Bersama Perpustakaan Kita Cerdaskan Bangsa!


30 Januari 2014

Membuka Jendela Dunia di Bibir Kedung Ombo

Oleh : Romi Febriyanto Saputro
13904416631011918332
Perpustakaan adalah jendela dunia. Artinya, melalui perpustakaan kita bisa melihat dunia melalui koleksi buku maupun non buku yang dimiliki oleh perpustakaan. Keberadaan suatu perpustakaan adalah untuk memberdayakan masyarakat agar memiliki kesadaran informasi yang baik. Kesadaran akan arti penting informasi inilah yang lazim disebut dengan literasi informasi.
 Akhir Tahun 2013 lalu, kami mulai membuka jendela dunia baru di Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Usulan kami sejak dua tahun lalu kepada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah agar desa ini mendapat bantuan buku untuk perpustakaan desa baru terkabul pada tahun lalu. Desa Gilirejo Baru memperoleh bantuan buku sebanyak 1.000 eksemplar dan 2 rak buku dari Dana Dekonsentrasi Perpustakaan Nasional RI.
Desa ini berada di tapal batas utara Kabupaten Sragen berbatasan langsung dengan Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolai. Gilirejo Baru merupakan desa terpencil yang lahir karena proyek Waduk Kedung Ombo yang memisahkannya dengan desa asal, Gilirejo Lama. Hal inilah yang menyebabkan Desa Gilirejo Baru susah untuk diakses masyarakat luar. Jalan menuju desa ini ada dua jalur yang sama-sama menuju pintu masuk desa yang jalannya rusak berat.
Jalur Pertama Andong – Gilirejobaru yang rusak berat
13904417291499506978
Jalur pertama harus melalui Pasar Kacangan Kabupaten Boyolali dan Desa Andong. Rute ini juga dihadang jalan rusak berat sepanjang hampir 5 km. Jalur pertama ini meskipun rusak berat namun relatif lebih mudah dicapai karena tidak melalui jalan yang berkelok-kelok sebagaimana jalur kedua yang melalui Desa Gilirejo Lama. Melalui jalur kedua ini jalan relatif baik dengan jalan rusak relatif sedikit namun ujungnya sama yaitu jalan rusak.
13904417781763369525
Jalur Gilirejo Lama – Gilirejo Baru yang relatif baik
Secara geografis, Gilirejo Baru dikepung oleh Waduk Kedung Ombo di sisi sebelah utara, selatan, dan timur. Sementara itu, di sebelah barat merupakan kawasan hutan milik Perhutani. “Hanya ada satu pintu masuk dan keluar dari desa ini”, ujar Pak Misron, Sang Sekretaris Desa.
1390441820168608515
Jumlah penduduk desa ini kurang lebih 3234 jiwa 645 keluarga. Mata pencarian sebagian besar penduduk adalah mencari ikan di Waduk Kedung Ombo alias nelayan. Taraf ekonomi masyarakat terhitung masih memprihatinkan. “Semoga kehadiran perpustakaan di desa ini bisa membantu memberdayakan ekonomi masyarakat”, kata Bayan Ahmadi penuh harap. “Kami akan ajak seluruh warga desa untuk gemar membaca”, pungkasnya.
13904418841183994247
Pemberdayaan perpustakaan desa harus berorientasi pada peningkatan sumber daya manusia desa. Menurut Rogers dan Soemaker (1987), salah satu hambatan dalam upaya pemberdayaan sumber daya manusia desa adalah adanya mentalitas Lack thingking for the future. Artinya, kemampuan petani sangat terbatas untuk memikirkan masa depannya. Ini mengakibatkan para petani mengalami kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
13904419281304513657
Laporan UNESCO tahun 2005 berjudul Literacy for Life menyebutkan bahwa ada satu hubungan yang erat antara literasi dengan kemiskinan. Di banyak negara, di mana angka kemiskinan tinggi, tingkat literasi cenderung rendah. Literasi menyebabkan tingkat penghasilan perkapita rendah. Seperti yang terjadi di Banglades, Ethiopia, Ghana, India, Nepal, dan Mozambique. Lebih dari 78 persen penduduknya, penghasilan per hari di bawah 2 dollar AS.
Literasi informasi adalah seperangkat ketrampilan untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah yang ada. Ketrampilan ini mencakup ketrampilan mengidentifikasi masalah, mencari informasi, menyortir, menyusun, memanfaatkan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi hasil jawaban dari pertanyaan atau masalah yang dihadapi.
13904419871255072723
Literasi sendiri secara sederhana diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, literasi mempunyai arti kemampuan memperoleh informasi dan menggunakannya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Literasi informasi merupakan jiwa sebuah perpustakaan. Perpustakaan Nasional RI melukiskan kemampuan informatif ini dalam logonya yang terdiri dari : buku terbuka; nyala obor; dua tangan terkatup dengan lima jari menopang; lima dasar penunjang dan lima sinar memancar dengan latar belakang lingkaran warna biru.
139044201567251409
Buku terbuka melambangkan sumber ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang. Nyala obor melambangkan pelita dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Dua tangan terkatup dengan lima jari menopang melambangkan ilmu pengetahuan baru dapat dicapai melalui pembinaan pendidikan seutuhnya dengan ditunjang oleh sarana pustaka yang lengkap. Lima dasar penunjang dan lima sinar memancar melambangkan dasar falsafah Pancasila dalam ilmu pengetahuan menghasilkan manusia Indonesia seutuhnya yang berguna bagi nusa dan bangsa.
1390442063967737715
Latar belakang lingkaran melambangkan kebulatan tekad dalam usaha mewujudkan pemerataan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan warna biru adalah warna yang memiliki sifat tenang dan memberikan kesan kedalaman. Jadi, pengertian warna biru pada logo Perpustakaan Nasional RI ialah ketenangan berpikir, dan kedalaman ilmu pengetahuan yang dimiliki merupakan landasan pengabdian kepada masyarakat, nusa dan bangsa.
Literasi memiliki fungsi penting dalam kehidupan. Kesadaran berliterasi akan mengantarkan sebuah peradaban pada kedudukan yang terhormat. Bangsa yang literate adalah bangsa yang mampu menjawab tantangan zaman. Sebaliknya, bangsa yang tidak literate akan menjelma menjadi sebuah bangsa lemah. Bangsa lemah ini tidak akan pernah mampu merespon tantangan dan rintangan di masa depan.
13904420941148109355
Gilirejo Baru adalah tantangan bagi kami yang bekerja di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen bahwa jendela dunia yang sudah dibuka ini akan terus berkembang memberikan inspirasi untuk membangkitkan desa ini menuju kehidupan yang lebih baik.
Berada di bibir Waduk Kedung Ombo adalah tantangan sekaligus peluang untuk memajukan desa terpencil ini. Pariwisata desa mandiri merupakan peluang tersendiri untuk mengolah keindahan Waduk Kedung Ombo menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik. Kalau di ujung waduk sebelah sana mungkin mengapa di sini tidak mungkin ?
Gilirejo Baru, 16 Januari 2014
Sebuah Catatan Monitoring Jendela Dunia Di Bibir Waduk Kedung Ombo
Romi Febriyanto Saputro
Kasi Pembinaan, Penelitian, dan Pengembangan
Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen

Sumber : 
http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/23/membuka-jendela-dunia-di-bibir-kedung-ombo--626680.html

0 komentar:

Posting Komentar