Judul: Drumband? Oh, Noo!
Penulis: Nada Ayunindia
Tebal: vi+122 hlm
Penerbit: Bentang Belia
Terbitan: Januari 2013
ISBN: 978-602-9397-83-3
Peresensi: Zaitur Rahem *
Drumband?
Oh, Noo! Membaca judul buku ini hati pasti terenyuh. Sangat menarik,
mengharu-biru dan menyenangkan. Seperti sebuah judul pentas seni
tokoh/seniman papan atas. Alasannya, judul ini mengajak nalar pembaca
untuk menebak kira-kira apa yang ingin disampaikan dalam buku ini.
Mencoba untuk bisa berpikir secara terbalik. Sebab, selama ini musik
drumband adalah salah satu permainan musik digandrungi banyak orang.
Buku ini, kenapa seperti apatis terhadap musik drumband?
Nada
Ayunindia, penulis buku ini memang sangat lihat dalam memainkan alur
cerita. Lewat karya bergengsi ini ia menjadikan kata, rangkaian kalimat
dari buku ini memiliki kekuatan daya pikat. Secara sepintas, karya ini
memang masuk cerita anak-anak. Akan tetapi, setting kekakan-kanakan yang
dimainkan dalam novel ini meruntuhkan mitos, karya bernuansa kecil
adala cengeng. Karya ini buktinya sangat akurat. Terlihat tidak terlalu
kekanak-kanakan. Sehingga, membaca novel ini terasa sangat menyenangkan.
Dalam
novel setebal 122 halaman ini, penulis menggambarkan perwatakan tokoh
dengan sejumlah identitas/kharakter. Mulai dari Vinnie Veronica Nasia
yang suka ‘cemberut’, Gernita Sherin Rintaw yang periang, Denia, dan
sejumlah tokoh lainnya. Para tokoh dalam karya ini seperti hidup. Sangat
dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Yaitu, adalah
perwatakan/karakter judes, iri hati, semangat, suka menolong dan
periang. Sifat para tokoh inilah yang kemudian mampu memulas urutan
dalam alur cerita ini menjadi lebih menarik.
Menebak alur cerita
dalam novel ini memang ringan. Kemungkinan karena karya ini ditulis
dengan mempergunakan latar dunia kanak-kanak. Komflik yang dihadirkan
sebenarnya adalah keenggenan tokoh utama Vinnie masuk dalam kelompok
musisk Drumband. Vinnie terpaksa ikut bermain dan menjadi personel musik
Drumband karena sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Dia tidak bisa
menolak, meski sangat kesal dalam hatinya. Rasa jengkel yang menimpa
Vinnie berisiko terhadap perkembangan phisikologinya. Dia sering ‘merasa
tersinggung’ disaat ditegur karena melakukan kesalahan saat berlatih
bermain drumband. Vinnie semakin ‘benci’ terhadap permainan musik
drumband.
Tetapi, rasa benci, jengkel dan marah dalam diri Vinnie
berakhir happy ending. Setelah melalui perjuangan menjengkelkan, gadis
belia ini akhirnya berhasil mempersembahkan piala kemenangan buat
almamaternya. Lewat kelompok music drumband yang tidak dia senangi
akhirnya bisa mengukir prestasi.
Novel ini enak dibaca. Selain
memiliki kekhasan dalam penyajian yang sederhana, juga mudah dalam
mengikuti alur cerita yang ada. Meski tergolong karya anak usia belia,
namun novel ini tak kalah bergengsi dengan karangan tangan orang remaja
atau dewasa. Selamat membaca!
*Penikmat buku, tinggal di Sumenep
Sumber: Kompas, 21-2-2013
25 Februari 2013
Lika-Liku Cerita Menjengkelkan di Sekolah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar