Penggendam
bukalah pintu sayu matamu
teras kosong yang terlupakan.
kami akan diam-diam meletakkan bandul jam,
juga lentik mantra agar kau tak terjaga
dari kegembiraanmu menghitung domba
melompat dari bimbang ke bimbang,
berselimut bulan.
Pages - Menu
▼
30 Juli 2012
Tangan-tangan Buntung
Cerpen Budi Darma
Tidak mungkin sebuah negara dipimpin oleh orang gila, tidak mungkin pula sebuah negara sama-sekali tidak mempunyai pemimpin.
Selama beberapa hari terakhir, sementara itu, semua gerakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri mendesak, agar Nirdawat segera disyahkan sebagai presiden baru. Karena Nirdawat tidak bersedia, maka akhirnya, pada suatu hari yang cerah, ketika suhu udara sejuk dan langit kebetulan sedang biru tanpa ditutupi oleh awan, ribuan rakyat mengelilingi rumah Nirdawat, dan berteriak-teriak dengan nada memohon, agar untuk kepentingan bangsa dan negara, Nirdawat bersedia menjadi presiden.
Tidak mungkin sebuah negara dipimpin oleh orang gila, tidak mungkin pula sebuah negara sama-sekali tidak mempunyai pemimpin.
Selama beberapa hari terakhir, sementara itu, semua gerakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri mendesak, agar Nirdawat segera disyahkan sebagai presiden baru. Karena Nirdawat tidak bersedia, maka akhirnya, pada suatu hari yang cerah, ketika suhu udara sejuk dan langit kebetulan sedang biru tanpa ditutupi oleh awan, ribuan rakyat mengelilingi rumah Nirdawat, dan berteriak-teriak dengan nada memohon, agar untuk kepentingan bangsa dan negara, Nirdawat bersedia menjadi presiden.
28 Juli 2012
Jurus Jitu Menulis Artikel Layak Jual
Judul Buku : Menembus Koran, Cara Jitu Menulis Artikel Layak Jual
Penulis : Bramma Aji Putra
Penerbit : Leutika, Yogyakarta
Cetakan : II, 2011
Tebal : xiv + 208 halaman
ISBN : 978-602-8597-45-6
Harus kita akui dengan jujur, bahwa kegiatan menulis masih belum terasa mentradisi (apalagi membumi) di negeri ini, bahkan (ironisnya) di kalangan intelektual itu sendiri, seperti mahasiswa, dosen serta para tenaga didik. Tradisi berbicara, menonton, dan budaya-budaya serba instan masih begitu mendominasi keseharian masyarakat kita.
Penulis : Bramma Aji Putra
Penerbit : Leutika, Yogyakarta
Cetakan : II, 2011
Tebal : xiv + 208 halaman
ISBN : 978-602-8597-45-6
Harus kita akui dengan jujur, bahwa kegiatan menulis masih belum terasa mentradisi (apalagi membumi) di negeri ini, bahkan (ironisnya) di kalangan intelektual itu sendiri, seperti mahasiswa, dosen serta para tenaga didik. Tradisi berbicara, menonton, dan budaya-budaya serba instan masih begitu mendominasi keseharian masyarakat kita.
26 Juli 2012
Puisi-puisi Anwar Noaka
Ramadhan
1.
kami awali dengan polemik, kontroversi
pengakuan tentang siapa yang benar-benar
berjumpa perawan bulan. menghitung
atau memandang di batas limit misteri
1.
kami awali dengan polemik, kontroversi
pengakuan tentang siapa yang benar-benar
berjumpa perawan bulan. menghitung
atau memandang di batas limit misteri
Mbah Jo dan Pesta Demokrasi
Cerpen Rudi Setiawan
Mbah Jo masih asyik memunguti botol-botol plastik bekas minuman yang berserakan di sekitar tong sampah di pinggir jalan protokol di tengah kota itu.
Pagi sudah beranjak mendekati siang, tetapi di jalan protokol itu masih ramai lalu lalang kendaraan yang hampir memadati seluruh bahu jalan. Seperti layaknya kota-kota besar yang lain, kemacetan merupakan pemandangan lumrah sehari-hari.
Serayu, Sepanjang Angin Akan Berembus...
Cerpen SUNGGING RAGA
Sungging Raga ”Sabarlah, tunggu sampai senja selesai. Dan kau boleh tak mencintaiku lagi setelah ini.”
Serayu, seindah apakah senja yang kau bilang mengendap perlahan-lahan di permukaan sungai sehingga tampak air yang hijau itu berangsur-angsur tercampuri warna merah kekuningan dan memantulkan cahaya matahari bundar lalu koyak karena aliran yang menabrak batuan besar dasar sungai? O Serayu, sesedih apakah perasaan seorang wanita yang melihat senja itu dari balik jendela kereta ketika melintas di jembatan panjang sebelum stasiun Kebasen?
Sungging Raga ”Sabarlah, tunggu sampai senja selesai. Dan kau boleh tak mencintaiku lagi setelah ini.”
Serayu, seindah apakah senja yang kau bilang mengendap perlahan-lahan di permukaan sungai sehingga tampak air yang hijau itu berangsur-angsur tercampuri warna merah kekuningan dan memantulkan cahaya matahari bundar lalu koyak karena aliran yang menabrak batuan besar dasar sungai? O Serayu, sesedih apakah perasaan seorang wanita yang melihat senja itu dari balik jendela kereta ketika melintas di jembatan panjang sebelum stasiun Kebasen?
21 Juli 2012
Mantra Ampuh bagi Manusia Modern
Judul: Cinta yang Mencerahkan, Gayatri Sadhana Laku Spiritual bagi Orang Modern
Penulis: Anand Krishna
Penerbit: Azka Mulia Media
Cetakan: 1/Mei 2012
Tebal: x + 238 halaman
ISBN: 978-979-090-357-9
Harga: Rp40.000
Sahabat penulis buku bercerita kisah miris (halaman 194). Ia sempat membeli rumah mewah seharga 500 dolar di Amerika Serikat. Tapi karena tak mampu membayar kontan maka ia berutang ke bank. Cicilannya jangka panjang, mencapai 30 tahun lebih. Dalam rencana tersebut, ia memasukkan kenaikan pangkat, kenaikan gaji, dan bonus dalam kalkulasinya.
Penulis: Anand Krishna
Penerbit: Azka Mulia Media
Cetakan: 1/Mei 2012
Tebal: x + 238 halaman
ISBN: 978-979-090-357-9
Harga: Rp40.000
Sahabat penulis buku bercerita kisah miris (halaman 194). Ia sempat membeli rumah mewah seharga 500 dolar di Amerika Serikat. Tapi karena tak mampu membayar kontan maka ia berutang ke bank. Cicilannya jangka panjang, mencapai 30 tahun lebih. Dalam rencana tersebut, ia memasukkan kenaikan pangkat, kenaikan gaji, dan bonus dalam kalkulasinya.
Hening di Ujung Senja
Cerpen Wilson Nadeak
Ia tiba-tiba muncul di muka pintu. Tubuhnya kurus, di sampingnya berdiri anak remaja. Katanya itu anaknya yang bungsu. Kupersilakan duduk sambil bertanya-tanya dalam hati, siapa mereka berdua?
”Kita teman bermain waktu kecil. Di bawah pohon bambu. Tidak jauh dari tepi Danau Toba,” katanya memperkenalkan diri. Wau, kataku dalam hati. Itu enam puluh tahun yang lalu. Ketika itu masih anak kecil, usia empat tahun barangkali. ”Ketika sekolah SD kau pernah pulang ke kampung dan kita bersama-sama satu kelas pula,” katanya melanjutkan. Aku tersenyum sambil mengangguk-angguk. Belum juga dapat kutebak siapa mereka. Ia seakan-akan mengetahui siapa mereka sesungguhnya. ”Wajahmu masih seperti dulu,” katanya melanjutkan.
Ia tiba-tiba muncul di muka pintu. Tubuhnya kurus, di sampingnya berdiri anak remaja. Katanya itu anaknya yang bungsu. Kupersilakan duduk sambil bertanya-tanya dalam hati, siapa mereka berdua?
”Kita teman bermain waktu kecil. Di bawah pohon bambu. Tidak jauh dari tepi Danau Toba,” katanya memperkenalkan diri. Wau, kataku dalam hati. Itu enam puluh tahun yang lalu. Ketika itu masih anak kecil, usia empat tahun barangkali. ”Ketika sekolah SD kau pernah pulang ke kampung dan kita bersama-sama satu kelas pula,” katanya melanjutkan. Aku tersenyum sambil mengangguk-angguk. Belum juga dapat kutebak siapa mereka. Ia seakan-akan mengetahui siapa mereka sesungguhnya. ”Wajahmu masih seperti dulu,” katanya melanjutkan.
Pagi Menganga
Cerpen Nila Rahma
Namanya Pagi. Sejak semalam, ia tak kunjung tidur sebab ada yang mengganjal dalam jiwanya. Ia sudah tak mampu lagi berbicara, bahkan mengeja.
Mulutnya telah tercabik panas kemarin sore. Panasnya terlalu panas hingga ia tak lagi bisa mengecap. Lidahnya telah melepuh tergores saat panas itu datang. Jika ditanya sudah makan atau belum, ia menulis di selembar kertas, "Aku telah kenyang dengan panas itu."
Namanya Pagi. Sejak semalam, ia tak kunjung tidur sebab ada yang mengganjal dalam jiwanya. Ia sudah tak mampu lagi berbicara, bahkan mengeja.
Mulutnya telah tercabik panas kemarin sore. Panasnya terlalu panas hingga ia tak lagi bisa mengecap. Lidahnya telah melepuh tergores saat panas itu datang. Jika ditanya sudah makan atau belum, ia menulis di selembar kertas, "Aku telah kenyang dengan panas itu."
Ulang Tahun
Cerpen Holy Adib
Siang ini biasanya aku menunggu anakku pulang sekolah. Ia akan mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam rumah seperti yang aku ajarkan kepadanya sejak kecil. Lalu aku akan menyiapkan segelas teh dingin dan sepiring nasi sambal ikan pedas kesukaannya. Ia akan memakannya dengan lahap, sejenak kemudian ia akan sembahyang zuhur lalu tidur siang. Ya, ia anak yang patuh. Ia jarang sekali membantah hal-hal baik yang aku perintahkan kepadanya untuk ia kerjakan. Aku dan istriku sebagai orangtuanya sangat senang melihat hal itu. Sehingga meski keluarga kami tergolong sangat sederhana, kami merasa terhibur dengan sifat anak kami yang penurut.
Siang ini biasanya aku menunggu anakku pulang sekolah. Ia akan mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam rumah seperti yang aku ajarkan kepadanya sejak kecil. Lalu aku akan menyiapkan segelas teh dingin dan sepiring nasi sambal ikan pedas kesukaannya. Ia akan memakannya dengan lahap, sejenak kemudian ia akan sembahyang zuhur lalu tidur siang. Ya, ia anak yang patuh. Ia jarang sekali membantah hal-hal baik yang aku perintahkan kepadanya untuk ia kerjakan. Aku dan istriku sebagai orangtuanya sangat senang melihat hal itu. Sehingga meski keluarga kami tergolong sangat sederhana, kami merasa terhibur dengan sifat anak kami yang penurut.
12 Juli 2012
Lokakarya PerpuSeru
Setalah mengikuti tahap seleksi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen terpilih menjadi mitra program PerpuSeru bersama 35 perpustakaan lainnya di Indonesia antara lain Perpustakaan Umum Kabupaten Wonosobo, Jepara, dan Sukoharjo, berdasarkan Surat Keputusan PerpuSeru Nomor: 001/PerpuSeru/PMU/I/2012, Tanggal 19 Januari 2012.
PerpuSeru adalah program yang didukung oleh Coca-Cola Foundation Indonesia serta Bill dan Melinda Gates Foundation yang bertujuan membantu mengembangkan perpustakaan umum menjadi pusat belajar masyarakat, termasuk diantaranya memiliki kemampuan untuk memberdayakan perempuan, remaja dan wirausaha.
Komik dalam Sudut Pandang Kebudayaan
Oleh Donny Anggoro*
Judul: Panji Tengkorak,Kebudayaan dalam Perbincangan
Penulis: Seno Gumira Ajidarma
Editor: Christina M.Udiani
Isi:xx+540 hlm.
Penerbit:Kepustakaan Populer Gramedia (KPG),2011
Sangat sedikit sekali buku kajian tentang komik lantaran komik di Indonesia umumnya masih dipandang sebagai bacaan anak-anak. Padahal lewat komik pun juga membuka pintu bagi studi kebudayaan, apalagi harus diakui komik juga “saudara” dalam wacana seni rupa. Beberapa budayawan yang menghargai komik sebagai hasil kebudayaan pun dapat dihitung dengan jari, diantaranya Arswendo Atmowiloto, Hikmat Darmawan, Agus Dermawan.T, JJ Rizal, dan tentunya penulis buku ini, Seno Gumira Ajidarma (SGA).
Judul: Panji Tengkorak,Kebudayaan dalam Perbincangan
Penulis: Seno Gumira Ajidarma
Editor: Christina M.Udiani
Isi:xx+540 hlm.
Penerbit:Kepustakaan Populer Gramedia (KPG),2011
Sangat sedikit sekali buku kajian tentang komik lantaran komik di Indonesia umumnya masih dipandang sebagai bacaan anak-anak. Padahal lewat komik pun juga membuka pintu bagi studi kebudayaan, apalagi harus diakui komik juga “saudara” dalam wacana seni rupa. Beberapa budayawan yang menghargai komik sebagai hasil kebudayaan pun dapat dihitung dengan jari, diantaranya Arswendo Atmowiloto, Hikmat Darmawan, Agus Dermawan.T, JJ Rizal, dan tentunya penulis buku ini, Seno Gumira Ajidarma (SGA).
Tapak-tapak Harapan
Cerpen Aftar Ryan
Aku masih tertegun dalam laut lamunan ketika kapal yang kutumpangi perlahan merapat di sebuah dermaga yang asing. Memang, aku belum pernah sekalipun mengunjungi tempat ini. Bahkan aku tak tahu hendak berjalan ke arah mana saat lambat laun kakiku menapaki satu-satu anak tangga yang mengarah keluar dari kapal.
Aku masih saja mengingatmu dengan jelas, meskipun waktu yang kulalui sejak kepergianmu tidaklah sebentar. Aku juga masih bisa mengingat jelas ketika pada suatu saat kita bertemu untuk kali pertama. Kau begitu canggung. Begitu pemalu. Dan aku, aku mulai merasa senang dengan keberadaanmu sejak saat itu. Aku mulai terbiasa mencari-cari keberadaanmu. Dan yang paling penting, aku juga mulai merasa membutuhkanmu.
11 Juli 2012
Kabut Ibu
Cerpen Mashdar Zainal
Dari kamar ibu yang tertutup melata kabut. Kabut itu berjelanak dari celah bawah pintu. Merangkak memenuhi ruang tengah, ruang tamu, dapur, kamar mandi, hingga merebak ke teras depan.
Awalnya, orang-orang mengira bahwa rumah kami tengah sesak dilalap api. Tapi kian waktu mereka kian bosan membicarakannya, karena mereka tak pernah melihat api sepercik pun menjilati rumah kami. Yang mereka lihat hanya asap tebal yang bergulung-gulung. Kabut. Pada akhirnya, mereka hanya akan saling berbisik, ”Begitulah rumah pengikut setan, rumah tanpa Tuhan, rumah itu pasti sudah dikutuk.”
Dari kamar ibu yang tertutup melata kabut. Kabut itu berjelanak dari celah bawah pintu. Merangkak memenuhi ruang tengah, ruang tamu, dapur, kamar mandi, hingga merebak ke teras depan.
Awalnya, orang-orang mengira bahwa rumah kami tengah sesak dilalap api. Tapi kian waktu mereka kian bosan membicarakannya, karena mereka tak pernah melihat api sepercik pun menjilati rumah kami. Yang mereka lihat hanya asap tebal yang bergulung-gulung. Kabut. Pada akhirnya, mereka hanya akan saling berbisik, ”Begitulah rumah pengikut setan, rumah tanpa Tuhan, rumah itu pasti sudah dikutuk.”
04 Juli 2012
Tukang Pijat Keliling
Cerpen Sulung Pamanggih
Sebenarnya tidak ada keistimewaan khusus mengenai keahlian Darko dalam memijat. Standar tukang pijat pada layaknya. Namun, keramahannya yang mengalir menambah daya pikat tersendiri. Kami menemukan ketenangan di wajahnya yang membuat kami senantiasa merasa dekat. Mungkin oleh sebab itu kami terus membicarakannya.
Agar Ibadah Menjadi Lebih Bermakna
Judul : Cambuk Hati Malas Ibadah
Penulis : Agus N. Cahyo
Penerbit : Diva Press, Yogyakarta.
Cetakan : I, Februari 2012.
Tebal : 217 halaman.
Ibadah adalah sebuah keniscayaan bagi setiap hamba kepada Tuhannya. Ibadah juga termasuk salah satu bentuk rasa syukur seorang hamba yang telah dikaruniai beragam kenikmatan oleh sang Khaliq. Praktek ibadah sudah diterapkan sejak zaman dulu, bahkan sejak Nabi Muhammad SAW belum terlahir ke dunia ini.
Setiap gerak-gerik manusia pada hakikatnya adalah ibadah. Dengan demikian, ibadah merupakan tugas manusia yang harus dihayati. Tidak hanya sekadar ritual keseharian saja, tapi juga musti diamalkan dengan hati yang ikhlas, penuh kesadaran serta kerendahan hati.
Penulis : Agus N. Cahyo
Penerbit : Diva Press, Yogyakarta.
Cetakan : I, Februari 2012.
Tebal : 217 halaman.
Ibadah adalah sebuah keniscayaan bagi setiap hamba kepada Tuhannya. Ibadah juga termasuk salah satu bentuk rasa syukur seorang hamba yang telah dikaruniai beragam kenikmatan oleh sang Khaliq. Praktek ibadah sudah diterapkan sejak zaman dulu, bahkan sejak Nabi Muhammad SAW belum terlahir ke dunia ini.
Setiap gerak-gerik manusia pada hakikatnya adalah ibadah. Dengan demikian, ibadah merupakan tugas manusia yang harus dihayati. Tidak hanya sekadar ritual keseharian saja, tapi juga musti diamalkan dengan hati yang ikhlas, penuh kesadaran serta kerendahan hati.