Pages - Menu

04 Juli 2012

Agar Ibadah Menjadi Lebih Bermakna

Judul               : Cambuk Hati Malas Ibadah
Penulis            : Agus N. Cahyo
Penerbit          : Diva Press, Yogyakarta.
Cetakan          : I, Februari 2012.
Tebal              : 217 halaman.

Ibadah adalah sebuah keniscayaan bagi setiap hamba kepada Tuhannya. Ibadah juga termasuk salah satu bentuk rasa syukur seorang hamba yang telah dikaruniai beragam kenikmatan oleh sang Khaliq. Praktek ibadah sudah diterapkan sejak zaman dulu, bahkan sejak Nabi Muhammad SAW belum terlahir ke dunia ini.
Setiap gerak-gerik manusia pada hakikatnya adalah ibadah. Dengan demikian, ibadah merupakan tugas manusia yang harus dihayati. Tidak hanya sekadar ritual keseharian saja, tapi juga musti diamalkan dengan hati yang ikhlas, penuh kesadaran serta kerendahan hati.


Buku karya Agus N. Cahyo ini menyuguhkan solusi cerdas bagi kita yang kerap dihantam rasa malas untuk menjalankan ritual ibadah. Buku ini menjadi semacam motivasi bagi orang-orang yang semula malas menjalankan ibadah menjadi lebih giat beribadah. Selain menampilkan dalil Alquran dan hadits-hadist sahih, buku ini juga dilengkapi dengan cerita-cerita penuh hikmah yang pernah terjadi pada zamannya para Nabi.
Sebagai tamsil, cerita sahih yang pernah terjadi pada zamannya Nabi Musa As. Ketika itu, ada seorang wanita dari kaum Bani Israil datang menghadap beliau. Di depan Nabi Musa As. wanita itu mengaku terang-terangan bahwa ia telah melakukan dosa besar, yaitu berzina, sampai hamil dan melahirkan anak, bahkan membunuhnya. Tapi wanita itu lantas menyadari kesalahannya dan ingin bertobat kepada Allah. Wanita tersebut lantas memohon kepada Nabi Musa As. agar mendoakan dirinya yang selama ini hidup bergelimang dosa. Ia sangat berharap tobatnya diterima Allah dan segala kesalahannya mendapat ampunan-Nya.

Tapi ternyata Nabi Musa malah mengusir wanita itu karena menganggap ia telah melakukan dosa besar di luar batas yang tak bisa diampuni oleh Allah. Tapi ternyata, di luar dugaan Nabi Musa, Allah lantas menyuruh Malaikat Jibril untuk menegur Nabi Musa. “Wahai Musa, Allah berkata kepadamu: “mengapa kamu menolak orang yang datang untuk bertaubat? Hai Musa, apakah tidak ada orang yang lebih jahat dari padanya?” kata Jibril. Nabi Musa pun bertanya: “Siapa orang yang lebih jahat dari padanya?” Jibril kemudian menerangkan bahwa orang yang lebih jahat dari wanita itu adalah orang-orang yang secara sengaja meninggalkan shalat (hal. 42).

Dan masih ada lagi kisah lain dalam buku ini yang bisa dijadikan sebagai cambuk hati agar ke depan kita mampu menjalankan amal ibadah dengan lebih baik lagi.
***
Diresensi oleh Sam Edy Yuswanto*.
*Penulis lepas dan penikmat buku, tinggal di Kebumen, Jateng.

Sumber: Kompas, 3 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar