Oleh : Romi Febriyanto Saputro*
Artikel ini telah dimuat di Harian Solo Pos, 25 Maret 2013
Gerbang Sukowati merupakan slogan baru
Pemerintah Kabupaten Sragen yang digaungkan oleh Bupati Sragen Agus Fatchur
Rahman, SH, MH pada awal Tahun 2013 . Merupakan akronim dari Greget Mbangun Sukowati. Gerbang
Sukowati merupakan sebuah tekad untuk menjadikan Kabupaten Sragen ini menjadi
lebih baik ( greget) dalam berbagai
bidang pembangunan dengan melibatkan
seluruh komponen pembangunan yang ada di Kabupaten Sragen. Tanpa greget, pembangunan akan terasa hampa
tanpa makna !
Tak terkecuali di bidang perpustakaan.
Gerbang Sukowati diaplikasikan menjadi Greget
Mbangun Perpustakaan (selanjutnya disingkat menjadi Gerbang Perpustakaan).
Hal ini ditandai dengan kepindahan Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen ke gedung baru yang
beralamat di JL. Raya Sukowati Barat No. 15 D Sragen 57213. Perpindahan lokasi
ini tentu bukanlah tanpa makna. Hijrah
perpustakaan ini mengandung makna untuk lebih mengedepankan peran perpustakaan dalam memberdayakan masyarakat Sragen melalui
kebiasaan membaca.
Gedung baru yang terletak di pinggir Jalan
Raya Sukowati Barat menyiratkan sebuah pesan revolusi budaya dan pikir bahwa perpustakaan
adalah bagian dari wajah Kabupaten Sragen. Ini sekaligus merupakan upaya
pelurusan paradigma lama yang disimbolkan dengan gedung lama yang terletak di belakang gedung KNPI Sragen. Seolah
hendak mengatakan bahwa perpustakaan hanya pantas ada di belakang sebuah
peradaban.
Gema
Gerbang Perpustakaan yang terus disuarakan oleh Bupati
Sragen dalam berbagai kesempatan sebagai bagian dari Gerbang Sukowati merupakan
fenomena yang cukup menarik.. Hal ini merupakan peristiwa langka dalam tradisi
kepemimpinan di kabupaten/kota. Di kawasan Solo Raya perpustakaan belum menjadi isu sentral
bupati/walikota dalam membangun daerahnya.
Tokoh sekelas Jokowi pun belum pernah
bersuara lantang tentang perpustakaan. Bahkan Jokowi yang kini menjadi Gubernur
DKI Jakarta membuat kebijakan yang kontroversial dengan menempatkan pejabat yang
dianggap tak cakap menjadi walikota di Badan Perpustakaan dan Arsip DKI
Jakarta. Suatu langkah yang mengundang rasa gregetan
insan dunia perpustakaan di tanah air.
Sementara itu, di Kota Surakarta nasib
perpustakaan daerah semakin tidak jelas. Karena dari dulu dibiarkan hidup nomaden,selalu direncanakan berpindah-pindah tempat. Seolah
tak memiliki pelabuhan terakhir untuk membangun hidupnya. Di Karanganyar, nasib
perpustakaan daerah semakin merana karena di pindah ke lokasi bekas rumah sakit. Akibatnya, jumlah
pengunjung menurun drastis.
Peresmian gedung baru Kantor
Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen pada tanggal 13 Maret 2013 lalu oleh Bupati
Sragen perlu dimaknai sebagai deklarasi awal untuk menuju Gerbang Perpustakaan, baik untuk perpustakaan umum, perpustakaan
sekolah, perpustakaan desa maupun perpustakaan masyarakat.
Perpustakaan umum harus dijadikan
sebagai pusat kegiatan dan belajar masyarakat Sragen. Perpustakaan merupakan
rumah bersama masyarakat untuk melakukan aktualisasi diri, olah karya dan
karsa, kreasi seni dan budaya, tempa diri dan jiwa, serta eksplorasi dan
eksploitasi ilmu. Inilah yang disebut sebagai rekayasa masa depan untuk
memberdayakan masyarakat sekaligus sebagai ruh,
software dan jiwa Gerbang Sukowati.
Gerbang
Perpustakaan Sekolah, Greget Mbangun Perpustakaan Sekolah
diarahkan pada upaya membuat peserta didik menjadi gila membaca. Guru perlu
menjadi teladan yang baik dalam mewujudkan hal
ini. Hentikan kebiasaan memberi tugas kepada peserta didik dengan
mencari informasi di internet. Mengapa ?
Internet hanya berisi informasi instan belaka, tanpa olah pikir, olah
kreasi, dan olah kata.
Kebiasaan peserta didik yang hanya
sekedar copy paste merupakan
penghalang besar untuk melahirkan
generasi kaya kreasi dan inovasi. Gejala ini akan tampak sekali ketika mereka
membuat karya tulis yang hanya memaparkan dan mengutip tulisan orang lain.
Apalagi jika dilakukan tanpa mencantumkan sumber informasinya. Miskin kreasi dan inovasi diri !
Berbeda halnya, jika guru sering memberi
tugas kepada peserta didik untuk mencari informasi di perpustakaan. Peserta
didik akan melakukan praktik penelusuran informasi yang menantang dalam deretan
rak – rak buku di perpustakaan.
Menelusuri lembar demi lembar sebuah
buku tentu akan lebih merangsang syaraf kreasi, inovasi, dan imajinasi.
Membangunkan semangat untuk lebih menghayati, memahami, dan mengaplikasikan
makna belajar. Meraih sesuatu dengan penuh semangat,gigih, dan pantang
menyerah. Inilah esensi konsep belajar yang sesungguhnya. Suatu hikmah yang tak
akan pernah di dapat jika hanya mengandalkan google semata.
Harapan ini tentu akan sulit untuk terwujud jika kondisi perpustakaan
sekolah masih memprihatinkan. Untuk itu alangkah baiknya jika semua kepala sekolah
agar melaksanakan dengan sebaik-baiknya
Surat Edaran Bupati Sragen Nomor 041/251/036/2011 Tentang Alokasi APBS Bagi
Pengembangan Perpustakaan Sekolah.
Cantumkan anggaran perpustakaan sekolah di APBS minimal 5 % dari APBS.
Perpustakaan sekolah jangan hanya diisi dengan buku teks pelajaran melainkan
dengan buku-buku yang dirindukan peserta didik. Buku-buku yang dapat membuat
peserta didik menjadi gila membaca. Itu
baru namanya ”Greget Mbangun
Perpustakaan Sekolah”
Greget Mbangun Perpustakaan Desa
(Gerbang Perpustakaan Desa) diarahkan pada upaya menjadikan perpustakaan desa
sebagai pusat pemberdayaan masyarakat desa. Saat ini di Kabupaten Sragen
terdapat 15 perpustakaan desa yang memiliki jumlah koleksi mencapai 750 – 1000
eksemplar buku. Sedangkan 3 perpustakaan desa telah memiliki jumlah koleksi
lebih dari 1000 eksemplar buku.
Langkah awal adalah memberikan proses
penyadaran kepada kepala desa dan camat agar melaksanakan Surat
Edaran Bupati Sragen Nomor : 041/250/036/2011 Tentang Alokasi Dana Desa Bagi
Pengembangan Perpustakaan Desa. Kepala desa dan camat agar ”Greget Mbangun Perpustakaan Desa”.
Cantumkan anggaran perpustakaan desa yang memadai baik di APB Desa maupun di
RKAD (Rencana Kegiatan Anggaran Desa).
Selamat datang di Gerbang Perpustakaan !
*Romi Febriyanto Saputro, S.IP adalah Kasi Pembinaan, Penelitian, dan Pengembangan Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar