Pages - Menu

13 Januari 2012

Puisi-puisi Haz Algebra

Sepotong Rindu yang Tak Lunas
kita pernah di sana.
di shelter yang hanya berisi dua bangku.
aku dan kau melepas lelah, lalu melanjutkan perjalanan kita masing-masing.
.
ada yang tertinggal di bangku kala itu.
bukan jejakku, tapi hatiku, tercuri olehmu.
.

tapi bus membawanya pergi.
tertinggal rasa ganjil. juga kecupan yang tertunda.
.
Kota B, 2009
-
Labirin Senja
/1/
jika bisa kubakar langit, agar malam bisa tertunda
jika bisa kucegah waktu, agar gelap tak melahap jingga
kau, kuyakin tinggal. senja
.
kepadamu aku berpulang
setelah mengarungi pagi dan siang
.
namun senja tadi terlalu singkat
jam enam lewat seperempat
kau sudah harus pulang
.
/2/
aku ingin mengguratkan senja di dadamu
agar kenanganku semburatkan rindu di hatimu
aku ingin memoles senja di sepatumu
agar setiap langkahmu terarah menujuku
.
mungkin senja esok masih lama
tapi harapku masih sama
menunggumu di ujung jalan
saat senja
.
Kota M, 2010
-
Abstrak
ku gambar sketsa wajahmu dengan garis bening
di bidang berembun. setiap detik latar belakangmu berganti
seiring keretaku yang makin melaju
digerakkan mesin rindu
.
ku meraba mata angin
mengendus kutub-kutub udara yang basah
mereka-reka, di mana engkau akan mewujud
.
Kota B - Kota J, 2009
-
Engkau di Mata Jemariku
engkau
adalah kisah yang tak pernah khatam.
cerita klasik dalam diorama kerinduan.
.
engkau
adalah rindu yang terbit setiap pagi dan malam.
dongeng terindah yang pernah dibahasakan gelombang.
.
engkau
adalah mimpi yang tak selesai kurindu hingga pagi menjelang.
yang hendak mengemas air mata, lalu mengubahnya menjadi cahaya.
.
engkau
adalah matahari yang jatuh di atas pelangi air mata sia-sia di ujung senja.
namun engkau hanya diam. kenapa?
.
“engkau
adalah bukan yang aku cari!”
mungkin diam itu berbunyi begitu.
.
jemariku lalu kaku saat harus menulis tentang engkau.
bagiku, engkau adalah kamu.
cinta. itu saja.
.
Kota M, 2010
-
Haz Algebra adalah Bapak Kopitalisme Dunia (http://hazbook.blogspot.com). Tinggal di Manado. Bergiat di Komunitas Bibir Pena.

Sumber: Kompas, 13 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar