Pages - Menu

14 Juni 2012

Nasi Kapau di Pesta Rakyat Nottingham

Oleh Zeynita Gibbons

Rindu akan makanan Indonesia bagi masyarakat Indonesia perantauan yang ada di Inggris terpenuhi dengan digelarnya pesta rakyat Indofest yang berlangsung di kota Robin Hood, Nottingham, akhir pekan lalu.

Lebih dari 2.000 orang ikut memeriahkan pesta rakyat Indonesia (Indonesian Festival/Indofest) yang diadakan Perhimpunan Pelajar  Indonesia (PPI) Nottingham bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London untuk ke sembilan kalinya di West Entrance Field, Universitas Nottingham.

"Awalnya kami hanya mengharapkan 700 sampai 1.000 orang yang hadir, tetapi hari ini kami telah memecahkan rekor Indofest dengan jumlah pengunjung sekitar 2.500 orang," ujar Ketua Panitia Indofest 2012, Jean Gabriel Renaldy, kepada ANTARA News London.

Ketua PPI Notingham itu  menimpali,  "Fakta ini jauh melampaui harapan, dan kami sangat puas dengan pencapaian ini."

IndoFest merupakan acara tahunan yang sudah tidak asing lagi di telinga para pelajar dan penduduk Indonesia yang berdomisili di Inggris Raya. Tahun ini Indofest mengusung tema "Discover the Beauty of Indonesia".

Jean Gabriel Renaldy mengatakan, Indofest bertujuan  mempromosikan kebudayaan, pariwisata dan kuliner Indonesia, selain juga menjadi ajang silaturahim dan kebersamaan pelajar maupun penduduk Indonesia di Inggris Raya.

Wakil dari KBRI, Harry R.J. Kandou membuka acara yang berlangsung meriah itu. Peragaan busana berbagai daerah oleh peragawati amatiran asal Inggris juga mendapat sambutan dari pengunjung Indofest.

Kandou bersama Atase Pendidikan KBRI London, Fauzi Soelaiman, mengutarakan pujian akan kesuksesan Indofest tahun ini yang melibatkan panitianya selaku duta-duta bangsa Indonesia di Inggris Raya.

Fauzi mengemukakan, penyelenggaraan Indofest 2012 tercatat sebagai  kegiatan sejenis terbesar selama ini, apalagi didukung dengan cuaca yang sangat bersahabat,

Sejumlah saung makanan menyuguhkan aneka ragam kuliner khas Indonesia, dan acara seni  maupun kebudayaan berupa olah raga yang diikuti banyak peserta memperlihatkan suksesnya Indofest, tuturnya.

Pesta rakyat yang menjadi acara tahunan di Nottingham itu dimeriahkan 33 saung yang menjual berbagai makanan maupun kerajinan busana khas Indonesia. Bahkan, ada saung demo membatik dan layanan konsuler dari KBRI London.

"Senang dagangan saya habis sebelum acara berakhir," ujar Ardhy Brookman, yang saungnya terpilih  sebagai terbaik dalam Indofest 2012.

Menurut Ardhy, hobi memasak membuatnya bersemangat untuk berkarya dan memperkenalkan makanan Indonesia di Inggris.  Ia mejual 120 mangkok bakso urat komplit, nasi kapau lengkap dengan gulai nangka dan rebung sebanyak 350 porsi yang semuanya habis dua jam sebelum acara usai.

Ardhy yang mendandani saungnya  nampak bersahaja. Ia menutup meja bertaplak warna kuning dan  memagarinya dengan kain panjang bermotif batik khas  Yogyakarta. Ia pun menjual rendang Padang, dendeng baladodan sambalado baruak.

Lain lagi dengan Tiwi Price, yang menjual makanan mentah dan makanan kecil Indonesia yang banyak diminati pengunjung, sebagian besar masyarakat Inggris di Nottingham.

Menurut Tiwi, penyelenggaraan Indofest tahun ini semakin rapih dengan tersedianya toilet, dan siap siaganya ambulans guna mengantisipasi terjadinya hal-hal di luar keinginan.

Semua yang hadir tampak menikmati Indofest, dan banyak keluarga yang datang dari berbagai daerah di Inggris menyukai makanan Indonesia, serta penampilan kesenian berupa tari-tarian dan peragaan busana daerah yang dibawakan oleh remaja Inggris.

"Lucu bule bule pake baju daerah," ujar Nani, warga Indonesia yang hadir bersama suaminya dari London, Jason.  Mereka menempuh perjalanan selama dua  jam dari London menuju Notingham.

Dua bus dari London yang disediakan oleh Eastwest Oriental terlihat sejak pagi menyusuri jalan bebas hambatan menuju Nottingham.

Eastwest Oriental yang membuka toko di Chinatown London itu juga menjual berbagai bahan makanan Indonesia mulai dari mie  instan  hingga pete segar.

Indofest 2012 menerapkan tata letak satu panggung dikelilingi 33 saung penjual makanan, pusat informasi, demo pembuatan batik, pelayanan konsuler KBRI London, dan PPI Inggris  Raya.

Seluruh saung itu menyajikan sekira 125 menu makanan khas Indonesia dari berbagai daerah. Demo masak yang menyajikan menu mie ayam dan pastel mendapat respon positif dari pengunjung.

"Makanan lezat yang disajikan dalam suasasna menyenangkan hari ini. Terima kasih banyak," demikian komentar  Alex Girleanu, mahasiswa fakultas hukum Universitas Notingham, dalam bahasa Inggris.

Indofest 2012 juga dimeriahkan permainan rakyat, antara lain lomba bakiak, tarik tambang, makan kerupuk, balap  kelereng di  sendok,  dan balap karung.

Permainan tradisional masyarakat Indonesia itu dilaksanakan tepat di tengah area Indofest, dan warga lokal tampak antiasias menyaksikan maupun langsung berperan serta.

Indofest 2012 berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya karena adanya peragaan busana dari 10 daerah di Indonesia, mulai dari busana Provinsi Aceh, Sumatera Selatan, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara Timur.

Uniknya, para model dalam peragaan busana tersebut terdiri atas warga Inggris dan warga negara lain.

"Kesuksesan luar biasa, tidak hanya bagi bangsa Indonesia, tetapi bagi lainnya lantaran semua dapat berinteraksi dan saling memahami di tempat menyenangkan ini, " ujar mahasiswa studi internasional dari Hongkong, My Li, dalam bahasa Inggris.

Indofest 2012 juga dimeriahkan pertunjukkan musik angklung oleh PPI cabang Manchester, dan suling Bali dari PPI cabang Birmingham. Adapun PPI Nottingham juga  menampilkan tarian tradisional, seperti saman  Aceh, pendet Bali dan poco-poco.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Indofesti dimulai dengan kompetisi olahraga yang diikuti oleh 11 PPI cabang di Inggris Raya. Pertandingan olahraga yang diperlombakan adalah futsal yang diikuti 10 tim, bola basket libatkan tujuh tim, bola voli diikuti 4 tim, dan bulutangkis ada 30 peserta.

Sumber: Kompas, 12 Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar