Pages - Menu

21 Mei 2012

Sajak-sajak Beni Satria

Aku dan setan

Dalam mimpi Setan merayuku untuk bersetubuh dalam pesona gerak raga dan jiwa, kecantikan basuhan paras menggetarkan bibir memutar lidah penuh rayu keeksotis kata dalam bentuk puitis, Kemanisan yang disanjung lidah melumat mencumbu, ah kenikmatan itu mencandu, dan keharuman bunga - bunga bersaing oleh kumbang - kumbang musim semi dimana madu tiap cawan memenuhi kepuasan tiap cibiran para lidah betapa itu sangat mengoyak tiap kelopak suci pelucut perawan.

Kau ajari Dosa itu lewat buku yang tak terlihat disajikan tiap perpustakaan  berjalan. Setan manisku engkau sangat perayu  kekasih yang mengajari tentang kenikmatan  tapi aku membencimu lewat kata-kata. Kekasih pemberi keindahan - mu pasti pendosa dibenci para pesuci,  tiap tutur khotbah membenci bahkan ingin membunuhmu. Karena kau membuat kebencian membangun jembatan penghubung antara aku dan Tuhan melahiri rumah ibadah tempatku bersujud akan rayuan manja kenakalanmu, aku tak ingin kau mati tetaplah hidup dalam jiwa untuk mencintai tuhan… jika kau mati tak ada lagi yang berdoa dalam rumah ibadah atas rayumu membayangi jiwaku karena kau benar ada di dalam lubuk ajak menikah bercumbu dan menyetubuhi.


 Semakin hasrat nafsu ini untuk mencinta semakin jiwa ini membenci melafadz tiap bait puisi tuhan untukmu, untuk kuceraikan dalam pengadilan tuhan. Karena membenci dan mencinta itu caraku tidak seperti yang lain beharap kau mati lalu siapa nanti mengajari kenyataan dosa untuk beriman kepada tuhan tak akan ada yang berdoa untuk berlindung dari rayumu. Lalu aku terbangun dari mimpi mendengar sajak - sajak subuh.
2012

Cempedak
Aku melumat buah cempedak yang kubeli tadi di pasar, wangi dan rasanya merayu lidah gaunmu yang kuning meronar sangat menggoda. Aku nikmati tiap sajianmu yang santun sedangku menghabisi tanpa sisa kau tidak menolak karena sudah terbeli dengan mahar dan cinta seperti sepasang keksih yang di mabuk asmara. Di pasar tadi banyak penjual kemanisan yang berbeda-beda, ada melon dengan wangi parfum pemikat aku tak suka karena gaunmu yang tipis terang-terangan, lalu semangka tanpa wangi hanya riasan gincu merah manis setelah tak bergaun benarkah manis aku tak suka menerka seperti penjudi togel dan banyak lagi para penjual menyajikan tiap para selera. Lalu aku mencium wangi aroma yang sedap membuat lidah ini berliur, siapa dia, siapa dia. Aku mencari - cari dengan kenyataan pandang pastilah bentuknya bagus sangat seksi dan eksotis, kutemui dengan kefokusan mata tapi tak temu, lalu lidah ini yang menginginkan  lebih dari mata menemukan cara dengan kata…  aha ku temu kau dengan balutan daun keranjang, tapi kau seperti nangka? ‘Cempedak’ begitulah kata para penyaji, kusepakati dengan mahar berarti kau milikku siap memberikan kemanisanmu
2012

Raja angkasa
Burung itu dari eropa dengan bulu - bulu yang halus mengibas angkasa, cakar-cakarnya tajam setajam badai angin yang menguliti desa - desa di bawahnya, ia adalah raja angkasa pengendali udara pengaman langit kota burung-burung tebar pesona di langit tatapan mata, manufer tiap manufer mendecap kagumku terlihat burung-burung ini telah ahli membelah langit, dia adalah penguasa hutan, seolah kota pilar-pilar beton berkaca kau anggap rimbun hutan. burung yang beradaptasi pikirku pasti raja telah membelinya sangat mahal dilatih oleh pelatih terbang yang handal hingga bisa terbang lincah walau usia tua. namun keesokan hari salah satu burung  tangguh itu mati ditelan hutan dimana tempat singasananya menjadi raja.

2012
Tentang diriku :
Aku bernama Luca satria yang mempunyai nama asli Beni satria, aku terlahir di Timur Kota Jakarta, Jati Negara  pada 06 September 1985, selain menulis aku juga pernah tergabung dalam Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Tangerang Selatan.

Sumber: Kompas, 18 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar