Pages - Menu

01 Mei 2012

Puisi-puisi Kwek Li Na

DI HARI BURUH

di hari buruh tahun ini
seorang ibu sebelum datang pagi
ikut berlari

menuju sebuah tempat dimana sudah banyak orang berdiri
ia mengendong mimpi
dengan langkah-langkah pasti
menyelusup




ke tengah-tengah pengunjuk rasa
yang meminta upah kerja buruh dinaikan
yang berharap BBM diturunkan
ia sibuk berjalan ke sana kemari
mengenali satu persatu para demonstran
ditoleh ke kanan ke kiri sepasang matanya
ke belakang ke depan diputar-putarnya badan

mencari belahan jiwa
tulang punggung keluarga
yang 10 tahun lalu mati terinjak ketika ikut bergerak
di sebuah aksi buruh mogok kerja
karena upah mereka sejak lama dibawah standar
padahal setiap hari mesti lembur
di bawah langit yang basah

ia ikut lari ketika aparat menyemprot gas air mata
namun nasib malang telah mengubah segala
di hari suara teriakan “Selamat hari buruh” bergemuruh
suasana jadi berkabung
langit jadi mendung
nasib terkurung
ia tewas
membawa ketidak adilan ke dalam kuburan
menjadi jiwa penasaran
mengecam kelalaian pemerintah
yang tak pernah memikirkan rakyatnya
ia kini diam di dalam tanah
menisankan sebuah tulisan
"Bersatu untuk Bersuara! Sampai kemenangan rakyar menjadi juara"

Baozhong, 29 April 2012

Mereka Buruh Kenyataan

Perempuan itu mengunyah hujan
ketika di Saudi Arabia majikan tak memberinya makan
Di tanah yang kaya raya ada juga orang tak berhati
Berapalah harga segenggam nasi?

ketika sepanjang hari perempuan itu melewati dengan bekerja
Berapakah harga segelas air?
Keringat deras mengaliri tubuhnya yang ringkih
Surat kontrak telah mengikat hidupnya
Perempuan itu hanya bisa menganyam doa
Berharap ia tak mati di sana
Bisa kembali ke tanah air beserta nyawa

Perempuan itu menelan kerelaan
Di Hongkong ia menghabiskan separuh usianya
menjadi pekerja yang sering dicuriga
ketika malam tiba ia menangis menahan rindu buat keluarga. dikira ada penyakit jiwa
sering kantongnya digeledah melihat apakah ada makanan bersembunyi di sana
sepanjang hari bekerja
digaji dengan murah
belum gajian surat dari rumah tiba
ibu sakit
ayah kehilangan kerja
adik mau masuk sekolah
tiga tahun berlalu kontrak selesai
uang habis tak bersisa

Perempuan itu memaku kegeraman di jantung malam
Di Taiwan ia menjaga ama yang hanya bisa mengomel saja
serumah dengan majikannya yang genit
sering dimarah majikan perempuan yang pencemburu
hanya bisa mengelus dada
ketika mencerita ke agency disuruh," sabar ya!"
Melewati musim demi musim dengan kecemasan setinggi monas
Menyisir keresahan dalam kesendirian
demi sebuah kata "perubahan"

Mereka buruh perempuan
Anak-anak pertiwi yang pemberani
Tak bisa berteriak sekali pun di atas badai
Tak bisa bersuara sekali pun mereka benar
Tak bisa bicara sekali pun mereka memiliki mulut dan ingin berkata
Mereka buruh perempuan

Berkalung bakti buat keluarga
Berhati pengabdian buat orang-orang tercinta
Di hari buruh esok, adakah hari itu milik mereka juga?
Adakah beda dengan hari lainnya
Yang pasti mereka tetap harus bekerja

Baozhong, 30 April 2012

Sumber: Kompas, 1 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar