Ketua Umum Sekaa (grup) Tari Ketungan Desa Adat Tegal Mengkeb Kaja, I Ketut Winaya di Denpasar, Jumat mengatakan, grup kesenian ini berdiri tahun 2003 dan sudah beberapa kali pentas pada ajang PKB.
"Kesenian tersebut sudah beberapa kali mewakili Kabupaten Tabanan dalam parade kesenian di ajang tahunan itu," katanya.
Ia mengatakan, ketungan adalah sebuah kayu besar yang dilubangi ditengahnya. Fungsi dari ketungan ini adalah alat penyosoh padi untuk menjadi beras pada zaman dahulu.
"Fungsi ketungan awalnya adalah untuk alat penyosoh padi. Namun dengan ide kreatif kami mencoba menuangkan ke dalam semua nada yang dikolaborasikan dengan gamelan Bali serta tarian," ucapnya.
Ketut Winaya mengatakan, dalam pementasan kesenian kali ini mengetengahkan dua tabuh dan lima tarian. Yaitu tabuh kreasi ketungan dan tabuh penutup. Sedangkan tarian meliputi tari Tani, Baris Sekurkuak, Dedari, Batara Indra dan tari Sang Hyang Atma.
Dikatakan, untuk tari Batara Indra ini mengisahkan di sorga loka. Dengan mendengarkan suara ketungan tersebut Batara Indra sendiri sudah mengetahui di bumi ada upacara "ngaben" (pembakaran jasad). Karena itu diutuslah burung Skurkuak agar burung lain yaitu Manuk Dewata mencarikan jalan atma dari orang meninggal itu agar tidak tersesat menuju surga.
"Semua tetabuhan ketungan dan tarian ini penuh dengan filosofi sebagai manusia agar berbuat baik, sehingga ketiga ajal tiba agar mencapai nirwana," ucapnya.
Ketut Winaya lebih lanjut mengatakan, zaman sekarang ketungan digunakan untuk mengiringi upacara ngaben di Bali, dengan irama tertentu dengan nada sakral atau ngoncang.
"Tabuh ngoncang dalam upacara ngaben tersebut dipaparkan dalam kitab suci sundarigama," kata Ketut Winaya menjelaskan.
Pada pertunjukan kesenian ketungan tersebut disaksikan warga masyarakat serta wisatawan yang kebetulan berlibur di Pulau Dewata.
"Suaranya bertalu-talu dan enak didengar," kata Maryanto wisatawan asal Yogyakarta.
Ia mengatakan, selama berlibur di Bali hampir setiap hari saya menyaksikan pertunjukan kesenian daerah Pulau Dewata. Luar biasa Bali kaya berbagai seni budaya yang masih tetap eksis di tengah era globalisasi ini.
"Kesenian ini patut dilestarikan. Karena di daerah lain banyak keseniannya sudah langka, karena tidak ada generasi penerusnya," ucapnya.
PKB yang digelar selama sebulan sejak 10 Juni hingga 9 Juli 2011 tersebut dipentaskan berbagai seni budaya dari duta kabupaten dan kota di Bali, serta pementasan kesenian dari sejumlah daerah di Indonesia.
Sumber : ANT
Sumber: Kompas, 8 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar