Pages - Menu

10 Mei 2010

Jadi Guru yang Menginspirasi Siswa

Oleh : N. Mursidi

DUNIA pendidikan kita kembali dirundung duka. Hasil pengumuman ujian nasional (unas) Senin lalu (26/4) benar-benar mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, jumlah siswa yang tidak lulus meningkat drastis. Pada unas SMA (dan sederajat) 2010, yang lulus hanya 89,88 persen. Sedangkan angka kelulusan unas 2009 mencapai 94,85 persen. Sebanyak 154.079 di antara 1.522.162 siswa peserta unas harus mengikuti unas ulang pada 10-14 Mei mendatang. Siapa yang patut disalahkan dalam kasus ini?

Tentu ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi keterpurukan kelulusan tersebut. Salah satunya kompetensi guru. Memang, setiap orang bisa menjadi guru. Tetapi, tak bisa disangkal bahwa tidak semua orang mampu menjadi guru yang baik, mengobarkan semangat, menginspirasi, memancarkan energi, mencerahkan, sekaligus menanamkan pengaruh yang luar biasa sehingga bisa membekas sepanjang hidup di benak anak didik. Padahal, guru yang mampu menginspirasi dan mencerahkan itulah yang saat ini dibutuhkan di negeri ini. Sebab, guru semacam itu akan mengantarkan kesuksesan siswa di kelak kemudian hari dan membawa kemajuan bangsa.

Sayang, guru yang inspiratif dan mencerahkan seperti itu tidak banyak. Sebagian besar guru hanya guru kurikulum, tidak meninggalkan kesan mendalam di benak siswa karena tidak banyak hal penting yang diwariskan. Yang diberikan tak lebih sekadar pengetahuan dan wawasan yang menjadi tugasnya: sosok guru yang hanya patuh pada kurikulum sebagaimana isi buku yang ditugaskan sesuai dengan acuan kurikulum.

Guru sekadar mengajar dan tidak dapat berperan sekaligus sebagai pendidik. Padahal, untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan siswa, jelas dibutuhkan guru yang tidak sekadar mengajar sesuai dengan kurikulum melainkan, dapat menginspirasi dan memengaruhi sekaligus mengubah jalan hidup anak didik jadi lebih baik. Lebih ironis, tidak jarang ada sosok guru justru tampil dengan wajah sangar, menakutkan, dan tak menjadikan murid tumbuh semangat untuk menuntut ilmu.

Fenomena mengenaskan tentang angka kelulusan unas tahun ini dan minimnya guru inspiratif (dan tak sedikit guru yang menakutkan di sisi yang lain) menjadikan buku karya Ngainun Na'im, Menjadi Guru Inspiratif: Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa, patut direnungkan. Penulis yang juga staf pendidik di STAIN Tulungagung itu tak hanya menggugat potensi guru yang tak kompeten, melainkan juga memantik kesadaran guru untuk menjadi ''sosok yang inspiratif dan mampu mengubah'' kehidupan siswa. Pasalnya, guru inspiratif seperti itu -di mata penulis yang kini menempuh pendidikan S-3 Islamic Studies di UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta- bisa mengantarkan murid meraih kehidupan yang bermakna dan berkualitas.

Harapan penulis dapat dipahami karena guru inspiratif adalah guru yang mampu menularkan pengetahuan sekaligus menggerakkan perubahan dan memengaruhi siswa. Jadi, guru inspiratif bukanlah sekadar guru kurikulum, tapi mampu mengembangkan potensi dan kemampuan siswa, berpikir kreatif dan mampu melahirkan siswa yang tangguh dan siap menghadapi aneka tantangan dan perubahan (hlm. 73).

Guru tidak sekadar mengajar sebagai kewajiban seperti ditentukan kurikulum, melainkan juga senantiasa berusaha mengembangkan potensi, wawasan, cara pandang, dan orientasi siswa. Kesuksesan mengajar seorang guru tak diukur secara kuantitatif dari angka-angka yang diperoleh dalam evaluasi, tetapi bagaimana guru itu memberikan sumbangsih yang berarti bagi siswa dalam menjalani kehidupan selanjutnya setelah menyelesaikan masa studi.

Bagaimana menjadi guru yang inspiratif? Ngainun Na'im sadar sepenuhnya, menjadi guru inspiratif tidak gampang. Sebab, guru inspiratif tidak bersifat permanen. Spirit inspiratif yang dimiliki guru inspiratif kadang bisa memudar. Tetapi, kalau jiwa guru itu sudah diberkati anugerah inspiratif, yang diperlukan adalah bagaimana dia selalu menemukan pemantik/penyulut spirit inspirasi. Untuk menyulut kembali spirit inspirasi itu, tentu setiap guru punya cara sendiri. Tapi, bagi penulis, buku ini setidaknya bisa dibangun lewat tiga elemen; komitmen (berkomitmen selalu menginspirasi siswa), cinta (memiliki kecintaan dalam mendidik), dan memiliki visi.

Dengan peran guru inspiratif yang memiliki komitmen, cinta, dan visi itu, murid akan mampu membangkitkan potensi dan minatnya untuk menguasai pelajaran. Di sisi lain, mereka memiliki sikap serta ''semangat tinggi untuk maju'', kreatif, tercerahkan, bahkan termotivasi untuk bisa sukses. Sebab, guru inspiratif semacam itu memiliki semangat terus belajar, kompeten, ikhlas dalam mengajar, mendasarkan niat mengajar pada ''landasan spiritualitas'', total, kreatif, dan selalu berusaha mendorong siswa untuk maju.

Potensi kreatif itulah yang menjadikan guru inspiratif tidak pernah kehilangan cara dan media dalam mendidik. Diaa bisa membangun iklim pembelajaran dengan seribu cara. Tak salah jika murid selalu merindukan guru seperti itu hadir di kelas hingga pelajaran yang sudah berlangsung dua jam seperti tidak terasa. Sesudah belajar, murid memperoleh pencerahan dan motivasi, pelajaran pun tertanam dalam benak siswa. Lebih dari itu, para siswa menjadi ''inspiratif'' sehingga mengalami revolusi diri; berubah lebih baik, mengenal bakat terpendam yang dimiliki, dan kreatif.

Buku hasil dari pergulatan, diskusi, dan perenungan penulisnya ini -tidak dapat disangkal- memberikan sumbangsih yang berarti bagi khazanah pendidikan di negeri ini. Apalagi, tuntutan jadi guru inspiratif tidak bisa dinafikan. Maklum, guru adalah penggerak roda peradaban bangsa dan peran guru inspiratif akan membawa kemajuan bangsa kita ke depan.

Sejumlah kisah-kisah inspiratif dalam buku ini pun -tidak ditepis- bisa menjadi spirit, motivasi, dan pembanding bagi guru dalam menghadapi kasus-kasus yang dihadapi untuk menjadikan anak didik tercerahkan dan kreatif. (*)

Judul buku: Menjadi Guru Inspiratif: Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa

Penulis: Ngainun Na'im

Penerbit: Pustaka Pelajar, Jogjakarta

Cetakan: Pertama, 2009

Tebal buku: xvi + 289 halaman

*) N. Mursidi , alumnus pesantren An-Nur Lasem, Jateng
Sumber www.jawapos.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar