Pages - Menu

15 November 2008

Resensi Buku : Novel Pangeran Diponegoro; Menggagas Ratu Adil - Remy Sylado

Akhir pekan lalu saya kembali menghidupkan ritual menambah wawasan saya dengan mencuci mata di toko buku Gramedia Plaza Semanggi. Tanpa sengaja pandangan mata saya tertuju kepada buku warna merah dengan judul kecil yang cukup provokatif, ya, buku karangan Remy Sylado berjudul Novel Pangeran Diponegoro;Menggagas Ratu Adil.
Buku terbitan Tiga Serangkai, seharga Rp.68.000,dan memiliki 339 halaman ini dengan tanpa rasa berdosa cukup saya “bantai” selama 2 hari saja.
Diawali dengan meminjam penuturan dialog “narator” di era kini yang perlahan mengajak pembaca memulai mengenali tokoh-tokoh didalam cerita secara mundur/flashback ke masa lampau.
Pembangunan awal tokoh Pangeran Ontowiryo disajikan dengan sangat apik dan sangat diusahakan tidak melenceng terlalu jauh dari sejarah tertulis maupun sejarah tertutur. Dinamika politik, birokrasi dan intrik kehidupan keraton sungguh sangat enak diikuti.
Bagian tengah dari buku ini seharusnya bisa menjadi puncak dari tutur heroisme seorang pangeran Ontowiryo yang saling berhadapan dengan, katakanlah musuh terbesarnya yang justru pada buku sejarah yang pernah saya baca ketika masa SMP-SMA, diceritakan memulai pertikaian dengan Ontowiryo ketika sebagian tanah milik Ontowiryo diambil untuk pembangunan proyek ambisius sang musuh besar, tetapi entah kenapa bagian-bagian cerita ini ada yang sepertinya hendak “disimpan nanti” oleh sang penulis.
Bagian akhir pun serasa ingin agak menjauhkan figur sang pangeran Ontowiryo untuk tidak terlalu buru-buru tampil, dengan menitik beratkan perjalanan sang pengganti musuh besar pada bagian tengah, dan memiliki kesan terburu-buru serta “terpotong” untuk nanti dilanjutkan
Secara keseluruhan novel karya Remy Sylado seperti biasanya sangat enak dibaca, dukungan-dukungan literatur sejarah seakurat mungkin dipaparkan untuk lebih mendekatkan novel ini dengan kondisi riil pada waktu itu, dus kritik-kritik yang membangun hasil pengutaraan dari seorang Remy Sylado yang prihatin terhadap kondisi bangsa Indonesia. Mungkin bagi yang ingin membaca novel ini bisa sambil juga membaca The Histories of Java dari Sir Thomas Raffles atau pun buku sejarah perjuangan pra kemerdekaan 1945 sebagai sandingan.
Akhirnya tiada gading yang tak retak, kekurangan saya dalam meresensi novel ini juga diimbangi dengan kekurangan dari cetakan novel yang saya peroleh dalam kondisi hilangnya teks beberapa halaman alias kosong yaitu pada halaman 250-251, 254-255, 258-259, 262-263 sehingga mengganggu proses penikmatan karya yang enak dibaca ini.
(Dikutip dari www.jessie.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar