Pages - Menu

13 Oktober 2008

Berita Perpustakaan : NASKAH KUNO DIGITALISASI

NASKAH KUNO DIGITALISASI
Ditargetkan 9.000 Naskah Bisa Dikerjakan
Jakarta, Kompas – Sebayak 9.000 naskah kuno koleksi Perpestakaan Nasional yang bernilai sejarah tinggi akan diubah ke dalam bentuk digital sehingga naskah asli bisa terhindar dari kerusakan. Namun, dari koleksi sebanyak itu baru 315 judul naskah yang telah ditransformasi dalam bentuk digital.
Tidak semua naskah kuno / manuskrip dapat ditransformasi ke dalam bentuk digital karena ada yang berbentuk benda –benda tertentu, misalnya aksara yang terukir di benda.
“Koleksi Perpustakaan Nasional sekitar 10.000 naskah kuno, sedangkan yang dapat ditransformasi digital sekitar 9.000 naskah, yakni naskah berbentuk lembaran” Ujar Kepala Perpustakaan Nasional Dady Rachmananta, Kamis (9/10) di Jakarta.
Transformasi digital tersebut sangan penting mengingat usia naskah sebagian besar sangat tua dan fisiknya ada yang sudah rusak. Perubahan ke bentuk digital di utamakan untuk naskah yang fisiknya sudah parah kondisinya. Koleksi naskah Perpustakaan Nasional ada tang dari tahun 1200-an atau sudah berumur lebih dari 800 tahun.
“Kalau naskah masih sering dibuka –buka dan tersentuh akan cepat hancur. Sekarang ini tidak sembarangan orang dapat memegang secara langsung karena fisiknya harus dilindungi. Dengan adaya bentuk digital siapapun dapat mengakses, sedangkan naskah tetap lestari” Ujarnya. Pada tahun 2008, Anggaran Transformasi digital sebesar Rp. 650 juta.
Naskah yang telah dialihkan ke dalam bentuk digital sangat beragam dan berasal dari berbagai daerah. Naskah yang terbilang sangat penting misalnya, Nagara Kertagama, Ila Galigo dan Babat Tanah Jawi.

Terbesar
Koleksi Perpustakaan Nasional termasuk yang memiliki koleksi terbesar di Asia Tenggara. Menurut Kepala Bidang digital Perpustakaan Nasional, Joko Prasetyo, Selain melakukan digitalisasi naskah kuno Perpustakaan Nasional juga mendigitalkan buku langka sebanyak 2.500 judul, majalah langka 1.700 judul, 3.000 foto koleksi IPPHOS, Peta kuno sebanyak 1.300 lembar, serta beragam koleksi lainnya.
Untuk buku yang telah di digitalisasikan masih terbatas yakni yang sudah lewat hak ciptanya selama 50 tahun.
Semua hasil digitalisasi ini lanjut Dady, nantinya akan ditampilkan sehingga bisa di akses oleh publik. Untuk abstraknya seperti halaman judul, ilustrasi dan kulit muka dapat di akses melalui internet. Namun untuk membaca teks penuh harus datang dan mengakses lewat fasilitas multi media di Perpustakaan Nasional.
Harapannya dengan transformasi ke bentuk digital, masyarakat lebih mudah memanfaatkannya. Selain itu, jika masyarakat mengenal koleksi – koleksi tersebut di harapkan timbul kepedulian dan rasa memiliki.


Sumber : Kompas, Juma’at 10 Oktober 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar