Pages - Menu

16 Mei 2013

Cerita Cinta di Bawah Langit Roma

Judul: Sott’er  Cello de Roma
Penulis: Donna Widjajanto
Tebal: viii +228  hlm
Penerbit: Bentang Belia
Terbitan: April 2013
ISBN: 978-602-9397-99-4
Peresensi: Zaitur Rahiem*


Kisah cinta selalu enak dibaca. Tidak pernah ada kata jenuh. Pada segala kesempatan, dewa cinta kerap kali membisikkan romantisisme. Suasana penuh kasih sayang. Saling mengerti kekurangan dan merasakan keinginan sepasang kekasih. Cinta datang tanpa disangka dan di segala waktu. Tak pernah memandang tempat, usia, dan kasta.  Namun, cinta yang datang pada masa remaja adalah momentum sangat indah. Penuh warna-warni, mengharu biru dan sangat berkesan. Sehingga, wajar jika sebagian remaja sering terlena dengan godaan asmara dan melupakan kepentingan yang lain.

Kisah cinta remaja yang super indah terekam dalam novel ini. Cerita cinta menjadi hidup karena dibalut dengan ornamen-ornamen melankolis, penuh lika-liku, sangat mengasyikkan dan dramatis. Cerita cinta dalam novel ini layaknya cerita cinta para pencinta dunia. Semisal, cinta Qays dan Laila, Romeo dan Juliet, dan Zainuddin dan Hayati. Meski voltasi dan klimaks percintaan dalam kisah novel ini memiliki sedikit perbedaan.

Cinta dalam ulasan kisah ini adalah cinta yang disaksikan megahnya kota Roma. Dua remaja bernama Rama dan Zetta memagut asmara. Dalam detik-detik menegangkan ketika kedua remaja ini terpisah dari rombongan tur keluarga masing-masing. Rama dan Zetta temasuk remaja yang masih belia. Mereka awalnya tidak berpikir, pertemuannya di Roma ini akan menjadi ikatan batin yang sangat kuat. Mereka merasakan, kota Roma telah menyihir hati mereka menjadi satu prasasti cinta sejati. Wow!

Zetta tersesat saat jalan-jalan menyusuri sejumlah daerah penting di kota Roma. Dia tidak tahu ke mana kakinya harus melangkah. Rombongan yang sebelumnya bersama menghilang begitu saja. Hal yang sama dialami Rama. Bedanya, rama termasuk lelaki remaja yang cekatan. Cerdas. Pada saat rombongan yang diikuti Rama terpisah, dia berjalan sendiri mencari jalan keluar untuk kembali menemukan rombongan orangtuanya. Di suatu tempat di pusat perbelanjaan, Rama bertemu dengan Zetta yang tampak kebingungan. Rama menyapa Zetta dengan ramah. Dia mengajak Zetta mencari rombongannya.

Kota Roma adalah sebuah kota yang eksotis. Di sejumlah sudut kota terdapat tempat-tempat bersejarah dan pusat perbelanjaan berkelas dunia. Zetta memanfaatkan jalan-jalan bersama Rama untuk mengetahui tempat-tempat bersejarah tersebut. Namun, tanpa disadari di antara kebersamaan mereka saat mencari rombongan, termaktub rasa saling mengerti dan mengasihani. Zetta merasa nyaman ditemani Rama. Dan Rama memperlakukan Zetta dengan sangat baik. Sampai pada detik terakhir, mereka merasakan rasa itu adalah cinta yang harus dipelihara.

Kota Roma ternyata tidak hanya menghidangkan pusat perbelanjaan dan tempat-tempat bersejarah kelas dunia. Roma telah mengantarkan rasa di hati Zetta dan Rama menjadi prasasti abadi cinta mereka. Setelah pulang dari tur, mereka melanjutkan cerita cinta yang pernah dirajut saat tersesat di sudut-sudut kota Roma. Zetta semakin merasakan betapa kehadiran Rama adalah sejuk embun pada pagi hari. Keseriusan mereka mendapat tanggapan positif kedua orangtuanya. Sampai akhirnya, mereka merencanakan mengikut rasa cinta itu dalam bungkus pernikahan.

Kisah dalam novel setebal 228 halaman ini mengharu biru. Ada amanat kemanusian dan pendidikan yang tinggi.  Hal itu yakni dalam kondisi genting yang dikedepankan harus otak yang jernih. Dengan begitu, kepanikan akan berbuah keindahan. Rama menyiasati kepanikan saat tersesat di sudut kota Roma dengan memanfaatkan peta di kota tersebut. Berpijak pada peta kota, maka dia, bersama Zetta, akhirnya bisa menemukan jalan yang dicari.

*Penikmat Buku, Tinggal di Sumenep

Sumber : Kompas, 14 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar