RIWAYAT SEBUAH PINTU
Daun yang melekat pada tiangmu, menjaga waktu, serta lalu-lalang di situ jalan masuk sebuah kamar jalan keluar ke halaman celah, tempat orang-orang lewat celah, tempat hati tertambat
DENTANG GENTA
Dentang genta dalam jantungku selalu berpacu dengan waktu menggugurkan angka-angka yang berlekatan pada dinding usia
BOTOK
Dalam bungkus hijau daun pisang Tubuhmu terkepal Dikukus dalam dandang Aroma sedap mengembang
Potongan kecil tahu persegi Parutan kelapa dari kebun depan Irisan tomat dari kebun sayuran Dicampur irisan cabai bertaburan
Di ujung lidah manis terasa Percikan gula larut bersama garam Rasa pedas juga asam Perpaduan antara kecut tomat dan cincangan kecil, cabai rawit
Saling berkecamuk Dalam liang mulut yang lapar Rasa dan hasrat saling bersekutu Nasi sepiring tinggal dasar
Segelas air putih memandikan rasa nikmat Mulut berseru pedas-perih keringat hangat mengucur rahmat
Ke lumat lambung Kenangan tersimpan Rasa terkecap Di ingatan terus melekat
RIWAYAT KETELA GORENG
Di pagi buta, ibu menyalakan tungku.Menggunakan kayu bakar diambil dari lingkungan sekitar Wajan kecil di atas perapian minyak kelapa dituangkan.Potongan ketela memanjang dan bersegi Dicelup dalam adonan tepung dan gula pasir
Suara gemeritik di penggorengan, ketela berubah wajahnya. Baunya menusuk aroma Ketela rambat, ibu beli di pasar terdekat, sepotong nasib perjalanan berselang, dari tangan petani ke pedagang. Perjalanan membawa kisah ketabahan, petani-petani yang tak kenal kelelahan
Di tanah tegal dan persawahan ketela dibiakkan
Rasa manis di umbi rasa tulus petani tak terperi bekerja setiap hari meski untung tak seberapa berarti Di bongkahan tubuhnya yang asimetris nasib seperti gerimis jatuh dari satu tangan ke atas timbangan diperjualbelikan
Nasib kian memanas saat berakhir di atas panggang api menyengat padanya aneka nikmat bagi seluruh umat
2009
RIWAYAT SEPIRING RAWON
Semangkok kuah hitam tumpah di piring, potongan daging mengambang, butiran nasi putih berserakan.
Gajih, minyak berkilau, di mata menampak. Aroma pakem, lada, ketumbar, dan temu dari kebun belakang. Harum sereh dari rumpun depan
Daun salam dan jeruk nipis menitip aroma gerimis
Pedas lada di ujung lidah. Daging renyah terkunyah, menyisakan rasa yang lekat, di puting lidah pengecap.
Bulir-bulir padi pilihan dari sawah dan lahan pertanian mengucurkan keringat petani pujaan tiada henti syukuri Rahmat Tuhan.
RUMAHKU : kepada ibu Nur Aini
Rumahku tak besar, tetapi cukup menghindar dari sengatan panas matahari, dan rajaman hujan
Pintunya terbuka bagi siapa saja Jendelanya terbuka bagi luas dunia
Taman sederhana sedia bagi serangga menyerbuki kana bunganya merah merona
Di ruang keluarga yang tak lebar Kami sering berbagi kelakar menumbuhkan kehangatan keluarga dan aneka kegembiraan
Bila kau bertandang Teras depan cukup lapang Sekadar meluruhkan kepenatan
Tak banyak camilan Tetapi, di sini tersaji hangat obrolan Bercerita tentang perjalanan Membentang kenangan Juga merentang masa depan
2009
Biodata: Hidayat Raharja, selain menulis juga berkhidmat sebagai guru bioolgi SMA Negeri 1 Sumenep
Sumber: Kompas, 15 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar