Pages - Menu

14 Juli 2011

Musik Sufi Bangkitkan Kesenian Islam

Festival Internasional Musik Sufi (International Festival for Mystical Music) diharapkan menjadi kebangkitan kesenian Islam dan enam negara peserta kegiatan itu yang mampu menyuguhkan nilai seni spiritual tertinggi dalam mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Penegasan tersebut dikemukakan Dirjen Bimas Islam Prof Dr H Nasaruddin Umar, MA di Jakarta, Rabu (13/7/2011), terkait rencana penyelenggaraan Festival Internasional Musik Sufi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 17-21 Juli 2011.



Festival ini akan diikuti enam negara, yakni Turki, Maroko, Pakistan, Iran, Mesir, dan tuan rumah Indonesia.

Sufi adalah salah satu upaya seorang Muslim dalam mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, Allah SAW.

Banyak cara umat Muslim mendekatkan diri kepada Allah, antara lain dengan tarekot dan sulug.

Terkait dengan event musik sufi itu, Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa kegiatan kesenian spiritual Islami itu dimaksudkan menumbuhkan minat terhadap musik sufi, memberi informasi tentang musik sufi sebagai sarana dakwah, serta menciptakan semangat toleransi dan ukhuwah islamiah antarnegara yang berbeda tradisi dan budaya.

"Musik sufi beragam bentuknya, seperti tarian dan nyanyian, yang merupakan ekspresi keberagaman menuju pendekatan Ilahi," kata Nasaruddin.

Ia menambahkan, dari prespektif psikologis, musik dapat mengantarkan jiwa pendengar untuk berpulang ke alam ide universal, seluruh jiwa mendapat kenikmatan luar biasa yang berasal dari rohani.

Rasullullah sendiri, kata dia, menyukai musik. Sebagai manusia paling paripurna, Nabi Muhammad SAW gemar berolahraga dan berkesenian. Demikian pula Wali Songo, yang memanfaatkan musik tradisional lokal sebagai sarana dakwah.

Kini, seni menjadi bagian dari yang dibutuhkan manusia. Untuk itu, pihaknya akan menjadikan momentum ini sebagai kebangkitan kesenian Islam.

Dirjen berharap festival ini akan dijadikan agenda tahunan, bisa dua atau tiga tahunan sekali. Yang jelas, selama festival berlangsung, penonton tak dikenakan bayaran.

Sumber: Kompas, 14 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar