"Kami masih menunggu hasil penelitian dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi tentang usia ratusan makam itu," kata Bupati Lebong Rosjonsyah di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan sejak ditemukan oleh petugas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebong pada Maret 2011, ratusan makam itu masih menjadi pusat perhatian warga setempat.
Menurutnya, dugaan awal, ratusan makam itu adalah kuburan para pekerja tambang emas zaman Belanda. "Lebong sebagai penghasil emas di Nusantara sudah tercatat dalam sejarah, termasuk emas Monas berasal dari Lebong, jadi dugaan awal makam pekerja tambang," jelasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebong Yustin Hendri mengatakan ratusan makam yang memiliki nisan tersebut sudah dilaporkan ke BP3 Jambi dan Balai Arkeologi Palembang, Sumatera Selatan.
"Masyarakat sudah tahu kalau di bukit itu ada makam kuno, tapi setelah kami cek ke lapangan ternyata jumlahnya hampir 1.000 makam dan uniknya semua nisan bernomor," katanya.
Uniknya lagi, menurut dia, terdapat satu buah nisan berbentuk salib dengan huruf arab gundul.
Saat ini, petugas dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melakukan pengawasan terhadap ratusan makam yang sudah dibersihkan dari lumut itu.
Yustin menuturkan terdapat berbagai versi yang berkembang di masyarakat terkait temuan ratusan makam kuno tersebut.
Sebagian mengatakan, ratusan nisan yang diberi nomor itu merupakan makam para buruh pekerja tambang emas pada zaman Belanda periode 1905 hingga 1938.
"Ada juga yang mengatakan makam itu adalah makam orang Belanda karena ada salib tapi bertuliskan huruf arab," ucapnya.
Sumber :
ANT
Sumber: kompas, 22 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar