WALAU MENERJANG OMBAK, KAPAL PERPUSTAKAAN KELILING TETAP MELAJU MENEBARKAN ILMU
TERNATE—Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Hj. Sri Sularsih mencoba menaiki kapal perpustakaan keliling yang bersandar di dermaga Balero, 500 meter dari depan Keraton Kesultanan Ternate. Cuaca cukup cerah saat itu untuk mencoba operasional kapal penebar ilmu tersebut. Hadirnya kapal Sarana Pintar Buat Pintar yang diberikan Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) kepada pemerintah kota Ternate menambah semangat dan semaraknya kota di kepulauan Maluku Utara itu dalam mengejar ketertinggalan dalam memperoleh informasi dan pendidikan. Sebagai salah satu alat transformasi pendidikan luar sekolah, Kapal Perpustakaan Keliling tersebut menjawab tantangan ke depan dengan tetap menerjang ombak melawan badai untuk mengantarkan ilmu bagi masyarakat di kepulauan Ternate.
Bersamaan dengan Ulang Tahun Kota Ternate yang ke 760, digelar upacara bendera yang diikuti seluruh pegawai di lingkup Pemkot Ternate dan seluruh jajaran SKPD, muspida, para tokoh adat, mantan walikota dan masyarakat lainnya, Rabu (29/12) dengan inspektur upacara Walikota Ternate H. Burhan Abdurrahman. Hari itu cukup bersejarah bagi kota Ternate, karena diperingatannya yang ke-760 tersebut, pemerintah pusat melalui Perpusnas memberikan bantuan satu unit Kapal Perpustakaan Keliling yang merupakan bantuan stimulan yang diserahkan langsung Kepala Perpusnas seusai upacara bendera berlangsung.
Kepala Perpusnas dalam sambutannya mengatakan walaupun Ternate dikeliling oleh lautan luas, kesempatan untuk belajar tetaplah ada dan terbuka sangat luas, karena masalah geografis bukanlah halangan untuk memperoleh ilmu, informasi dan pengetahuan lainnya. Walaupun Ternate jauh dari Jakarta, tetapi terasa dekat karena dengan adanya Kapal Perpustakaan Keliling yang dipersembahkan untuk seluruh masyarakat kota Ternate, utamanya yang berada di wilayah kepulauan yang tidak dapat dijangkau oleh mobil Perpustakaan keliling. “Walau menerjang ombak, kapal perpustakaan keliling tetap sampai ke Ternate, semoga dapat dimanfaatkan dan diberdayakan sebaik-baiknya untuk kemajuan masyarakat kota Ternate,” ujar Kepala Perpusnas.
Hj. Sri Sularsih mendeskripsikan bahwa kapal perpustakaan keliling ini panjangnya 15,5 meter, dengan 2 mesin berkekuatan 100 tenaga kuda, yang bisa menampung 2000 buku dan bisa menampung pembaca didalam ruang bacanya sebanyak 20 orang. Kapal juga dilengkapi dengan AC, audio video untuk multimedia, dan sarana pendukung lainnya. Sri juga mengatakan kapal Perpustakaan ini seharga 1,65 miliar dari fibreglass berisi empat awak, dua diantaranya adalah pustakawan yang ditugaskan bergilir dari kantor Perpustakaan kota Ternate.
Kepala Perpusnas juga mengatakan kapal perpustakaan keliling merupakan bantuan stimulan untuk pemerintah daerah yang siap. “Kalau masyarakat menanggapi dengan baik kehadiran Perpustakaan terapung itu, kami harap pemerintah daerah menyerap dengan membangun lebih banyak Perpustakaan dan juga memperbarui koleksinya, jadi koleksi bahan bacaan di kapal tersebut akan selalu ‘segar’ dengan pasokan dari Perpustakaan daerah setempat,” ungkapnya. Perpustakaan terapung merupakan salah satu program revitalisasi Perpustakaan dari Perpusnas. Sri Sularsih mengakui memasyarakatkan gemar membaca bukan hal mudah. Membaca, belum dirasakan sebagai kebutuhan dan budaya sebagian besar masyarakat kita.
Sementara Walikota Burhan Abdurrahman mengatakan sangat berterima kasih atas perhatian dan apresiasi Kepala Perpustakaan Nasional yang juga ikut memperhatikan kota Ternate, sehingga kota Ternate memperoleh bantuan Kapal Perpustakaan Keliling yang cukup baik dan cukup membanggakan. “Kapal Perpustakaan keliling ini menjadi prioritas revisi APBD Ternate 2011 untuk operasionalnya. Biaya operasional kapal perpustakaan keliling ini memang tidak murah, tetapi kita harus siap dan berani berbuat walaupun biayanya mahal untuk kemajuan masyarakat kita,” ujarnya mantab.
Burhan menyebutkan 4 kecamatan yang ada di wilayah Ternate, seperti Pulau Ternate, Ternate Selatan, Ternate Utara dan Moti. Ada 42 desa pantai dan 18 desa bukan pantai ditambah 7 pulau kecil. Jadi, 70% desa/kelurahan di kodya Ternate memiliki pantai. Hanya sebagian kecil pulau yang letaknya dekat dengan Pulau Ternate. Pulau Hiri bisa dicapai dalam waktu 5 menit dari pulau Ternate tapi lainnya tak sedekat itu. Ada pulau Mayau, Maka, Mano, hingga Gurida dan Tifure yang setidak-tidaknya perlu empat jam perjalanan dengan kapal cepat. Sekali jalan menggunakan speedboat ongkosnya 200 ribu rupiah per orang. “Tetapi memang prioritas kunjungan Perpustakaan terapung itu diberikan kepada kelurahan yang sudah punya dermaga, sehingga kapal bisa merapat ke darat. Kalu harus ke kelurahan yang belum ada dermaganya, rombongan pengunjung dijemput dengan perahu menuju kapal,” kata Walikota Burhan, yang selanjutnya mengatakan Perpustakaan terapung itu harus segera memberi pelayanan setidak-tidaknya mulai triwulan pertama 2011.
Kapal Perpustakaan keliling mulai dilanjutkan kembali programnya pada 2008, dan kabupaten Bengkalis Riau yang mendapatkan kesempatan pertama memperoleh bantuan stimulan tersebut. Selanjutnya kapal Perpustakaan keliling yang bermottokan Sarana Pintar Buat Pintar tersebut diberikan kepada kabupaten Pangkep, kabupaten Selayar, dan Kabupaten Bintan (2009) dan tahun 2010 ini kota Ternate, Kabupaten Morowali, Kabupaten Wakatobi.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar