Biasanya sekolah meminta murid menyumbangkan buku ke perpustakaan, tapi perpustakaan SD Strada Wiyatasana di Pejaten, Pasar Minggu, malah memberikan buku buat murid-muridnya. Ada apa gerangan?
Perpustakaan ini membagikan “Buku Perpustakaan”. Ini ternyata semacam buku catatan yang mesti dibawa murid saban meminjam buku di perpustakaan sekolah. Semakin panjang daftar buku yang dibaca maka nanti semakin besar juga poin yang akan ditambahkan pada nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia di raport.
Rupanya ini trik sekolah mendongkrak minat baca murid-muridnya. Memang murid bisa saja mengakali dengan meminjam buku tanpa membacanya, semata membuat daftar buku memanjang (percaya deh anak sekarang itu pandai bersiasat). Tapi ide ini mesti dihargai daripada tak ada upaya sama sekali mengajak anak gemar membaca.
Nah, Rongotai College, sebuah sekolah di Wellington, Selandia Baru, punya trik yang lebih menggiurkan buat murid-muridnya. Mereka “menyogok” murid-muridnya dengan berbagai hadiah mulai dari sekaleng minuman soda, kupon belanja, sampai voucher pulsa telepon seluler jika mereka mau membaca buku. Sekaleng minuman bersoda akan dihadiahkan pada murid yang bisa membuktikan telah membaca dua buku. Jika mereka menunjukkan bukti membaca hingga 20 buku maka hadiahnya voucher pulsa ponsel.
Hasilnya, perpustakaan sekolah ini mencatat jumlah peminjaman buku meningkat dua kali lipat setelah program ini dimulai. “Anak-anak sangat jarang membaca malah ada yang hanya membaca satu buku dalam setahun,” kata Kit Norman, guru yang menjadi penanggung jawab program tersebut.
“Memang kesannya kami menyogok tapi kami ingin murid lebih banyak membaca.” Salah seorang murid, Willie Pouao, berusaha mati-matian menembus 10 buku bacaan padahal sebelumnya dalam setahun paling cuma satu buku saja yang dibacanya. “Saya tak terlalu suka membaca tapi sekarang saya suka soalnya dapat hadiah,” kata remaja berusia 13 tahun ini.
Bagaimana dengan di sekolah Anda atau sekolah anak Anda? Adakah program menyulut semangat membaca seperti ini? Sekolah mestinya bukan cuma tempat anak belajar dari buku paket tapi juga mendidik anak mencari pengetahuan yang tersimpan dalam berbagai buku.
Oya, sebelum memulai program-program semacam ini, pastikan sekolah punya perpustakaan dan isinya bukan cuma buku pelajaran yang sudah tak terpakai lagi.
* Dinukil dari tulisan OKTA di Blog Tempo Interaktif Edisi 20 Juli 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar